Nadiem Bantah Mata Pelajaran Sejarah Dihapus dari Kurikulum Nasional

Nadiem Bantah Mata Pelajaran Sejarah Tak Dihapus dari Kurikum Nasional
BENTENGSUMBAR.COM - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ( Mendikbud) Nadiem Makarim menegaskan tidak ada kebijakan, regulasi, atau rencana menghapuskan mata pelajaran Sejarah di kurikulum nasional.

Hal itu ia ditekankan setelah beredar informasi yang menyebutkan mata pelajaran Sejarah akan dihapus dari kurikulum sekolah.

Banyak informasi beredar di kalangan akademisi dan guru, Kemendikbud akan menempatkan mata pelajaran sejarah sebagai mata pelajaran pilihan di SMA, bahkan menghilangkannya di SMK.

Rencana perubahan pendidikan sejarah di SMA/SMK itu tertuang dalam draf sosialisasi Penyederhanaan Kurikulum dan Asesmen Nasional tertanggal 25 Agustus 2020. Draf ini kemudian menjadi polemik di khalayak luas.

Berasal dari penyerdehanaan kurikulum

"Saya sangat terkejut mendapati begitu cepatnya informasi yang tidak benar menyebar tentang mata pelajaran Sejarah di tengah masyarakat. Tidak ada sama sekali kebijakan, regulasi atau perencanaan penghapusan mata pelajaran Sejarah di kurikulum nasional," kata Nadiem dalam video klarifikasinya di akun instagram pribadi miliknya, Minggu, 20 September 2020.

Nadiem menjelaskan, polemik ini mulai bergulir dari salah satu presentasi internal yang keluar ke masyarakat, terkait penyederhanaan kurikulum. Padahal, papar Nadiem, Kemendikbud memiliki puluhan versi berbeda saat ini yang sedang dibahas di forum discussion group (FGD) dan menjalani uji publik.

"Semuanya belum tentu permutasi tersebut yang menjadi final. Inilah yang namanya pengkajian yang benar, di mana berbagai opsi diperdebatkan secara terbuka," terang Nadiem.

Penyederhanaan kurikulum ini, lanjut Nadiem, tak akan selesai di 2022. Hal itu dikarenakan, kurikulum 2021 saja baru akan melakukan berbagai protoyping di beberapa sekolah penggerak yang terpilih dan bukan diterapkan untuk skala nasional.

"Jadi sekali lagi, tidak ada kebijakan apapun yang keluar di 2021 dalam skala kurikulum nasional, apalagi penghapusan mata pelajaran sejarah," tegas Nadiem yang pernah menjadi orang nomor satu di Gojek Indonesia.

Keluarga dari tokoh perjuangan

Soal sejarah, dia menambahkan, tak perlu dipertanyakan kembali kepada dirinya. Sebab, banyak keluarganya yang memang tokoh perjuangan kemerdekaan 1945.

"Kakek Saya adalah salah satu toko pejuang dalam kemerdekaan di 1945. Ayah dan Ibu saya adalah aktivis nasional untuk membela hak asasi rakyat indonesia dan berjuang melawan korupsi. Anak-anak saya tidak akan tahu bagaimana melangkah ke masa depan atau mengetahui dari mana mereka datang," tukas dia.

Sumber: kompas.com

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »