Anggota Komisi VIII Pertanyakan Keislaman Menag Fachrul Razi, Ruhut: Pak Fachrul Ayah Aceh, Ibunya Sumbar

BENTENGSUMBAR.COM - Memanasnya rapat kerja antara Komisi VIII DPR RI dengan Menteri Agama Fachrul Razi dikomentari oleh politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Ruhut Sitompul. 

Ruhut menyindir anggota Komisi VIII DPR RI yang mempertanyakan keislaman Fachrul Razi. 

Hal itu diungkapkannya melalui akun twitter miliknya, @ruhutsitompul pada Rabu, 9 September 2020.

"Salah mengukur bajuMu dgn ukuran badan orang lain, kalimat Aku tujukan ke oknum anggota Komisi VIII DPR RI raker kemarin dgn Menteri Agama Beliau bijak menanggapi mengukur ke Islaman Bpk Jenderal Purn Fachrul Razi Eks Wkl Pangab," tulis Ruhut.

Ruhut pun menjelaskan asal usul Menteri Agama RI Fachrul Razi dengan menyebut ayah Fachrul Razi adalah orang Aceh dan ibunya orang Sumatera Barat.

"Pak Fachrul Ayah Aceh Ibunya Sumbar MERDEKATangan melipatBendera Indonesia," tegas Ruhut seperti dikutip BentengSumbar.com dari akun twitternya, Kamis, 10 September 2020. 

Anggota Komisi VIII Pertanyakan Keislaman Menag Fachrul Razi, Ruhut: Pak Fachrul Ayah Aceh, Ibunya Sumbar

Sebelumnya, Anggota Komisi VIII DPR Ali Taher Parasong mengatakan, pernyataan Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi beberapa hari terakhir ini mencerminkan tidak lagi pada posisi seorang pemimpin yang mengarahkan, membimbing Kemenag agar berjalan sesuai tugas pokok dan fungsinya.

Politikus senior PAN ini menilai, Menag Fachrul juga gagal paham mengenai fungsi agama dan pendidikan di Kemenag. 

Apalagi, kata Ali, akhir-akhir ini Menag Fachrul sudah dua kali bicara radikalisme.

“Tanpa ingin mengecilkan Pak Menag, tidak ada sifat Ali Taher mengecilkan siapa pun, tetapi bicara check and balance, bapak ini cocoknya menjadi menteri pertahanan dan keamanan, menjadi menteri koordinator politik hukum dan keamanan ketimbang Menteri Agama,” kata Ali dalam rapat kerja dengan Menag Fachrul, Selasa, 8 September 2020, dikutip dari JPNN.com.

Legislator dari daerah pemilihan (dapil) III Banten itu menyebut kenapa Menag tega mengatakan para ustaz, guru ngaji adalah bagian dari bibit radikalisme. 

"Kok tega menyatakan bahwa para ustaz, para guru ngaji itu adalah bagian dari bibit-bibit radikalisme. Apakah itu betul atau tidak coba nanti Pak Menteri mengklarifikasi, tetapi publik sudah mengatakan itu. Sampai saya bertanya Pak Menteri Agama ini agamanya Islam atau bukan," ucap Ali.

Karena itu, Ali mengajak Menag Fachrul untuk berhenti berkata radikalisme. Ia menegaskan bahwa Islam itu adalah rahmatan lil alamin yang dibangun Nabi Muhammad SAW dengan penuh kasih sayang dan tidak ada kebencian. 

Menurutnya, referensi-referensi mengenai radikalisme itu merupakan referensi orang luar terhadap umat Islam, yang membangun Islamophobia dan menghardik Islam.

“Tolong lihat ini Islam dalam konteks global, bukan dalam konteks Indonesia semata. Oleh karena itu, kami merasa sakit, pak, luar biasa,”  katanya.

Ali mengatakan akan lebih berarti bila menag bicara fungsi pendidikan, ketimbang radikalisme. Dia menegaskan bahwa Menag akan sangat berharga bicara fungsi pendidikan dalam perspektif dakwah.

(by)

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »