KITA tak ragu pada ke-fair-an Tuhan. Bahwa segala yang Dia cipta, telah di tentukan qadarnya.
Kita yakin akan amanah Tuhan. Bahwa manusia adalah wakil atas Tuhan untuk urusan dunia.
Maka itu, kita tak ragu, bahwa setiap kerusakan di dunia, adalah ulah tangan manusia.
Alam ini, hanya ikut saja, karena memang sudah ada hukumnya (sunatullah).
Sedang manusia, dengan potensi akal, dan kebebasannya dalam memilih, bisa berbuat semaunya. Mengikuti aturan alamat kedamaian (surga), atau durhaka pada aturan alamat kesengsaraan (neraka).
Sekarang dunia sedang tidak baik-baik saja. Tangan manusia telah berulah, melanggar hukum alam (sunnatullah). Akibatnya seperti balon, jika terus ditekan, alamat pasti meledak.
Ledakan itu telah menguji semesta, padahal itu hanya ulah beberapa orang saja. Mafhumlah, bahwa dunia kadang seperti mesin, satu saja yang melanggar aturan, alamat mesin itu bermasalah.
Masalah mesin dunia telah semakin luas, dampaknya telah dirasa oleh semua.
Iya, semua !
Setara !
Tidak ada strata sosial dalam hal ini,
Tidak ada hierarki dampak,
Pertentangan kelas telah ter-degradasi oleh penyakit yang dinami Covid-19 ini.
Semua sama,
Sama rata, sama rasa.
Semuanya bergotong royong mengeluarkan air di kapal yang bocor ini. Sebagian memanfaatkan piring untuk mengeluarkan air, menggunakan sepatu sebagai gayung. Bahkan ada yang membuka bajunya demi membantu menguras air. Semua telah mengerahkan daya upayanya.
Tapi sayang, disaat semua telah kompak mempertahankan kapal agar tak tenggelam, kapten kapal malah memperlambat laju kapal. Lalu bertanya, "gimana cara menyelamatkan kapal ?"
Bagimana nasib kapal ini kemudian ? Kepada takdir Tuhan jua kita pasrahkan.
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »