BENTENGSUMBAR.COM - Beberapa menteri di Kabinet Indonesia Maju mengejutkan publik, mulai dari posisi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) hingga Menteri Agama (Menag). Alasan di balik pemilihan itu akhirnya diungkap Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Sosok Mendikbud yang dipilih Jokowi adalah Nadiem Makarim. Berlatar belakang pendiri startup, tentu saja pemilihan Nadiem untuk mengisi menteri yang mengurusi pendidikan menjadi sebuah kejutan. Pria berusia 35 tahun itu juga menteri termuda di Kabinet Indonesia Maju.
Apa alasan Jokowi memilih Nadiem dan menugaskannya mengurus pendidikan serta kebudayaan?
Jokowi mengatakan bahwa lingkup pendidikan di Indonesia sangat luas. Ada 300 ribu sekolah dan 5 juta pelajar yang perlu menjadi perhatian. Tantangannya adalah bagaimana sekolah, pelajar, dan guru itu bisa ditangani dengan standar yang sama.
"Bayangkan mengelola sekolah, mengelola pelajar, manajemen guru sebanyak itu, dan dituntut oleh sebuah standar yang sama. Kita diberi peluang setelah ada yang namanya teknologi, yang namanya aplikasi sistem yang bisa mempermudah da membuat lompatan, membuat loncatan sehingga yang dulu dirasa tidak mungkin sekarang mungkin," kata Jokowi di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Kamis, 24 Oktober 2019.
"Oleh sebab itu dipilih Mas Nadiem Makarim," sambungnya.
Jokowi lalu mengungkap perbincangannya dengan Nadiem. Lulusan Harvard itu menawarkan terobosan.
"Beliau sudah bicara dengan saya yang dikerjakan apa, kualitas SDM kita betul-betul bisa terjadi. Ada peluang besar, terobosan besar untuk melakukan itu. Itu kurang lebih," ujarnya.
Selain Nadiem, Jokowi juga angkat bicara soal kejutan lain di kabinetnya yaitu sosok Menteri Agama.
Kejutan yang kedua adalah sosok Menag Jenderal (Purn) Fachrul Razi. Banyak yang tak menyangka dia menjadi pilihan Jokowi karena latar belakangnya dari militer.
Jokowi ternyata punya alasan sendiri. Dia memberi penugasan terkait radikalisme dan intoleransi ke Fachrul.
"Mengenai Menag, sejarah juga ada Menag dari TNI, kedua kita ingin berkaitan dengan radikalisme, intoleransi betul-betul secara konkret bisa dilakukan oleh Kemenag," papar Jokowi.
Jokowi berharap Fachrul Razi bisa bicara banyak soal perdamaian dan toleransi di Tanah Air. Menag diharapkan bisa melakukan pendekatan yang tepat untuk menjaga keutuhan bangsa.
"Tapi termasuk di dalamnya adalah nanti perbaikan kualitas layanan haji juga tetap dikerjakan oleh Pak menag," ujar Jokowi.
(Source: detik.com)
Sosok Mendikbud yang dipilih Jokowi adalah Nadiem Makarim. Berlatar belakang pendiri startup, tentu saja pemilihan Nadiem untuk mengisi menteri yang mengurusi pendidikan menjadi sebuah kejutan. Pria berusia 35 tahun itu juga menteri termuda di Kabinet Indonesia Maju.
Apa alasan Jokowi memilih Nadiem dan menugaskannya mengurus pendidikan serta kebudayaan?
Jokowi mengatakan bahwa lingkup pendidikan di Indonesia sangat luas. Ada 300 ribu sekolah dan 5 juta pelajar yang perlu menjadi perhatian. Tantangannya adalah bagaimana sekolah, pelajar, dan guru itu bisa ditangani dengan standar yang sama.
"Bayangkan mengelola sekolah, mengelola pelajar, manajemen guru sebanyak itu, dan dituntut oleh sebuah standar yang sama. Kita diberi peluang setelah ada yang namanya teknologi, yang namanya aplikasi sistem yang bisa mempermudah da membuat lompatan, membuat loncatan sehingga yang dulu dirasa tidak mungkin sekarang mungkin," kata Jokowi di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Kamis, 24 Oktober 2019.
"Oleh sebab itu dipilih Mas Nadiem Makarim," sambungnya.
Jokowi lalu mengungkap perbincangannya dengan Nadiem. Lulusan Harvard itu menawarkan terobosan.
"Beliau sudah bicara dengan saya yang dikerjakan apa, kualitas SDM kita betul-betul bisa terjadi. Ada peluang besar, terobosan besar untuk melakukan itu. Itu kurang lebih," ujarnya.
Selain Nadiem, Jokowi juga angkat bicara soal kejutan lain di kabinetnya yaitu sosok Menteri Agama.
Kejutan yang kedua adalah sosok Menag Jenderal (Purn) Fachrul Razi. Banyak yang tak menyangka dia menjadi pilihan Jokowi karena latar belakangnya dari militer.
Jokowi ternyata punya alasan sendiri. Dia memberi penugasan terkait radikalisme dan intoleransi ke Fachrul.
"Mengenai Menag, sejarah juga ada Menag dari TNI, kedua kita ingin berkaitan dengan radikalisme, intoleransi betul-betul secara konkret bisa dilakukan oleh Kemenag," papar Jokowi.
Jokowi berharap Fachrul Razi bisa bicara banyak soal perdamaian dan toleransi di Tanah Air. Menag diharapkan bisa melakukan pendekatan yang tepat untuk menjaga keutuhan bangsa.
"Tapi termasuk di dalamnya adalah nanti perbaikan kualitas layanan haji juga tetap dikerjakan oleh Pak menag," ujar Jokowi.
(Source: detik.com)
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »