BENTENGSUMBAR.COM - Tim Densus 88 Polri menangkap D, pria asal Indramayu, yang diduga terlibat jaringan teroris. Terduga diamankan di kediamannya di Desa Cangko, Kecamatan Tukdana, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.
Masyarakat tak menyangka D diduga terlibat jaringan teroris. D dikenal sebagai sosok pemuda yang sempat menggilai musik bergenre punk.
"Ya saya tak menyangka. Dulunya itu anak punk, senang musik yang kaya underground gitu," kata Kepala Desa Cangko Fatkhurohman kepada detikcom di kediamannya, Sabtu, 28 September 2019.
Menurut dia, D mengalami perubahan perilaku dalam beberapa bulan terakhir. "Kalau saya tahunya setelah Idul Adha. Ya tadinya punk, terus katanya mulai rajin salat di musala," ucap Fatkhurohman.
Namun, lanjut dia, terduga D dikenal tertutup. Fatkhurohman menjelaskan D mengaku memiliki aliran agama yang berbeda dibandingkan dengan masyarakat sekitar. "Ya katanya tahlilan itu tidak boleh, katanya beda aliran. Ya begitu-begitu," ucap Fatkhurohman.
Senada disampaikan salah seorang tokoh masyarakat, Haris. Haris tak menaruh curiga terhadap D. "Memang tadinya anak punk. Beberapa bulan berubah, sering musala. Tapi sering berangkat nggak tahu kemana, mungkin cari nafkah," kata Haris.
Haris mengungkapkan bahwa D sempat tak aktif ke musala dalam waktu beberapa minggu. "Saya cari tahu, saya sempat mengobrol dengan teman-temannya, katanya beda aliran. Saya juga kurang paham aliran di sini maksudnya bagaimana. Katanya sih kaya perbedaan pandangan soal tahlilan, ya begitu," tutur Haris.
(Source: detik.com)
Masyarakat tak menyangka D diduga terlibat jaringan teroris. D dikenal sebagai sosok pemuda yang sempat menggilai musik bergenre punk.
"Ya saya tak menyangka. Dulunya itu anak punk, senang musik yang kaya underground gitu," kata Kepala Desa Cangko Fatkhurohman kepada detikcom di kediamannya, Sabtu, 28 September 2019.
Menurut dia, D mengalami perubahan perilaku dalam beberapa bulan terakhir. "Kalau saya tahunya setelah Idul Adha. Ya tadinya punk, terus katanya mulai rajin salat di musala," ucap Fatkhurohman.
Namun, lanjut dia, terduga D dikenal tertutup. Fatkhurohman menjelaskan D mengaku memiliki aliran agama yang berbeda dibandingkan dengan masyarakat sekitar. "Ya katanya tahlilan itu tidak boleh, katanya beda aliran. Ya begitu-begitu," ucap Fatkhurohman.
Senada disampaikan salah seorang tokoh masyarakat, Haris. Haris tak menaruh curiga terhadap D. "Memang tadinya anak punk. Beberapa bulan berubah, sering musala. Tapi sering berangkat nggak tahu kemana, mungkin cari nafkah," kata Haris.
Haris mengungkapkan bahwa D sempat tak aktif ke musala dalam waktu beberapa minggu. "Saya cari tahu, saya sempat mengobrol dengan teman-temannya, katanya beda aliran. Saya juga kurang paham aliran di sini maksudnya bagaimana. Katanya sih kaya perbedaan pandangan soal tahlilan, ya begitu," tutur Haris.
(Source: detik.com)
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »