BENTENGSUMBAR.COM - Pengamat politik Pangi Syarwi Chaniago menduga Presiden Joko Widodo (Jokowi) mulai kurang sreg jika Golkar kembali dipimpin Airlangga Hartarto.
Pangi menilai kepemimpinan Airlangga di Partai Golkar kurang moncer terutama untuk mengamankan kepentingan politik Jokowi ke depan.
“Kalau melihat hasil pemilu ini, Jokowi mungkin kecewa. Dia penguasa tentu ingin suara yang lebih memuaskan,” ujar Pangi di Jakarta, Minggu, 30 Juni 2019.
Pria yang juga Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting ini merujuk hasil Pemilu Legislatif 2019. Menurutnya, PDIP, NasDem dan PKB mampu menaikkan jumlah perolehan kursi di DPR periode 2019-2024.
Di sisi lain, katanya, Golkar yang tergolong partai besar justru mengalami penurunan jumlah kursi parlemen. Dalam analisis Pangi, hal itu tak terlepas dari kurang mampunya Airlangga memimpin partai yang pernah menjadi pemenang Pemilu 2004 tersebut.
“Airlangga kurang melakukan terobosan untuk menaikkan citra partai. Ibarat kapal, Golkar jika memiliki nakhoda yang bisa membawa dan memainkan isu yang diinginkan masyarakat tentu akan berlayar cepat dan menang,” ujar Pangi.
Ipang, panggilan akrab Pangi, juga menyebut Airlangga sebagai pemimpin Golkar kurang piawai membaca angin. “Kalau bicara Airlangga, dia menjadi ketua umum yang tak ada efek ketokohannya, tak ada hasil tangan dinginnya yang bisa diakui dan dilihat,” tuturnya.
Meski demikian Pangi menegaskan, Golkar tetap memiliki kontribusi terhadap kemenangan Jokowi di Pilpres 2019. Hanya saja, katanya, peran Golkar di bawah kepemimpinan Airlangga memang kurang tampak dalam memenangkan calon presiden petahana itu.
“Jadi tangan dingin Golkar tak dominan, tidak signifikan mengangkat kemenangan Jokowi. Di banyak daerah justru (Jokowi, red) kalah,” ujar Pangi.
(Source: jpnn.com)
Pangi menilai kepemimpinan Airlangga di Partai Golkar kurang moncer terutama untuk mengamankan kepentingan politik Jokowi ke depan.
“Kalau melihat hasil pemilu ini, Jokowi mungkin kecewa. Dia penguasa tentu ingin suara yang lebih memuaskan,” ujar Pangi di Jakarta, Minggu, 30 Juni 2019.
Pria yang juga Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting ini merujuk hasil Pemilu Legislatif 2019. Menurutnya, PDIP, NasDem dan PKB mampu menaikkan jumlah perolehan kursi di DPR periode 2019-2024.
Di sisi lain, katanya, Golkar yang tergolong partai besar justru mengalami penurunan jumlah kursi parlemen. Dalam analisis Pangi, hal itu tak terlepas dari kurang mampunya Airlangga memimpin partai yang pernah menjadi pemenang Pemilu 2004 tersebut.
“Airlangga kurang melakukan terobosan untuk menaikkan citra partai. Ibarat kapal, Golkar jika memiliki nakhoda yang bisa membawa dan memainkan isu yang diinginkan masyarakat tentu akan berlayar cepat dan menang,” ujar Pangi.
Ipang, panggilan akrab Pangi, juga menyebut Airlangga sebagai pemimpin Golkar kurang piawai membaca angin. “Kalau bicara Airlangga, dia menjadi ketua umum yang tak ada efek ketokohannya, tak ada hasil tangan dinginnya yang bisa diakui dan dilihat,” tuturnya.
Meski demikian Pangi menegaskan, Golkar tetap memiliki kontribusi terhadap kemenangan Jokowi di Pilpres 2019. Hanya saja, katanya, peran Golkar di bawah kepemimpinan Airlangga memang kurang tampak dalam memenangkan calon presiden petahana itu.
“Jadi tangan dingin Golkar tak dominan, tidak signifikan mengangkat kemenangan Jokowi. Di banyak daerah justru (Jokowi, red) kalah,” ujar Pangi.
(Source: jpnn.com)
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »