BENTENGSUMBAR. COM - Dua elemen masyarakat yang ada di Kabupaten Jepara menolak kehadiran Ustadz Abdul Somad (UAS). Kedua aliansi tersebut yakni Aliansi Masyarakat Mayong Cinta NKRI (AMMCN) dan Forum Aswaja Nusantara (FAN) Jepara.
Penolakan itu karena khawatir simbol dan faham Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) yang sudah dinyatakan sebagai organisasi terlarang ikut masuk ke tanah kelahiran pahlawan Indonesia, RA Kartini seiring kehadiran UAS.
UAS diundang pengasuh pondok pesantren (Ponpes) Al Husna Mayong, Ustaz Mundhofar untuk memberikan ceramah perayaan Maulid Nabi di Ponpes Al Husna, Sabtu, 1 September 2018 mendatang.
Koordinator FAN Jepara, Abdul Wahab mengatakan penolakan terhadap UAS bukan didasari kebencian personal.
Namun lebih karena alasan upaya menolak berkembangnya ideologi terlarang seperti faham khilafah yang identik dengan HTI.
Jejak digital yang ada, kata Wahab mengisyaratkan jika UAS dan timnya berafiliasi dengan organisasi terlarang HTI.
Menurutnya kehadiran UAS di Jepara tidak bisa dilepaskan dari aktivitas orang-orang di belakangnya yakni HTI.
"Aqidah dan ubudiyah/amaliyah mereka memang sesuai dengan Aswaja, namun siyasah yang dikembangkan condong kepada ideologi yang mengancam tegaknya Pancasila dan NKRI. Makanya kami menolak UAS," kata Abdul Wahab, seperti diberitakan Kantor Berita RMOLJateng, Rabu, 29 Agustus 2018.
Sementara itu, Koordinator AMMCN, Abdi Munif mengatakan penolakan yang disuarakan jajarannya beralasan. Sebab meski UAS belum tiba di Mayong, Jepara namun simbol-simbol yang identik dengan HTI sudah masuk. Simbol-simbol tersebut melekat pada tim UAS yang berkunjung ke lokasi Ponpes Al Husna.
"Gerakan radikalisme yang bertentangan dengan Pancasila dan NKRI harus diantisipasi," ujarnya.
Mayong, kata Munif adalah tempat kelahiran RA Kartini. Pahlawan nasional ini berperan besar menumbuhkan jiwa nasionalisme dan mempelopori Sumpah Pemuda.
Oleh karena itu, pihaknya tak rela jika simbol maupun ideologi yang mengancam NKRI tersebar di Bumi Kartini.
"Penguasa Jepara, Ratu Kalinyamat sejak ratusan tahun lalu sudah berjuang melawan penjajah Portugis. Semangat itu yang melandasi kami menolak faham atau gerakan yang bertentangan dengan ideologi Pancasila," tandasnya.
(Sumber: rmol.co)
Penolakan itu karena khawatir simbol dan faham Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) yang sudah dinyatakan sebagai organisasi terlarang ikut masuk ke tanah kelahiran pahlawan Indonesia, RA Kartini seiring kehadiran UAS.
UAS diundang pengasuh pondok pesantren (Ponpes) Al Husna Mayong, Ustaz Mundhofar untuk memberikan ceramah perayaan Maulid Nabi di Ponpes Al Husna, Sabtu, 1 September 2018 mendatang.
Koordinator FAN Jepara, Abdul Wahab mengatakan penolakan terhadap UAS bukan didasari kebencian personal.
Namun lebih karena alasan upaya menolak berkembangnya ideologi terlarang seperti faham khilafah yang identik dengan HTI.
Jejak digital yang ada, kata Wahab mengisyaratkan jika UAS dan timnya berafiliasi dengan organisasi terlarang HTI.
Menurutnya kehadiran UAS di Jepara tidak bisa dilepaskan dari aktivitas orang-orang di belakangnya yakni HTI.
"Aqidah dan ubudiyah/amaliyah mereka memang sesuai dengan Aswaja, namun siyasah yang dikembangkan condong kepada ideologi yang mengancam tegaknya Pancasila dan NKRI. Makanya kami menolak UAS," kata Abdul Wahab, seperti diberitakan Kantor Berita RMOLJateng, Rabu, 29 Agustus 2018.
Sementara itu, Koordinator AMMCN, Abdi Munif mengatakan penolakan yang disuarakan jajarannya beralasan. Sebab meski UAS belum tiba di Mayong, Jepara namun simbol-simbol yang identik dengan HTI sudah masuk. Simbol-simbol tersebut melekat pada tim UAS yang berkunjung ke lokasi Ponpes Al Husna.
"Gerakan radikalisme yang bertentangan dengan Pancasila dan NKRI harus diantisipasi," ujarnya.
Mayong, kata Munif adalah tempat kelahiran RA Kartini. Pahlawan nasional ini berperan besar menumbuhkan jiwa nasionalisme dan mempelopori Sumpah Pemuda.
Oleh karena itu, pihaknya tak rela jika simbol maupun ideologi yang mengancam NKRI tersebar di Bumi Kartini.
"Penguasa Jepara, Ratu Kalinyamat sejak ratusan tahun lalu sudah berjuang melawan penjajah Portugis. Semangat itu yang melandasi kami menolak faham atau gerakan yang bertentangan dengan ideologi Pancasila," tandasnya.
(Sumber: rmol.co)
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »