BENTENGSUMBAR. COM - Political Communication Institute (Polcomm Institute) mengungkapkan hasil survei kepada 1200 responden, terkait kemungkinan Ketua Umum Gerindra, Prabowo Subianto maju sebagai calon presiden (capres) 2019.
Dalam survei itu terlihat sebanyak 20 persen responden mengatakan, Prabowo tidak perlu maju kembali sebagai capres 2019. Sebanyak 14,58 persen responden menyatakan Prabowo maju menantang capres petahana, Joko Widodo.
"Sisanya 51,42 persen responden menjawab tidak tahu," kata Direktur Eksekutif Politic Communication (PolComm) Institute, Heri Budianto, di Jakarta, Minggu, 25 Maret 2018.
Menurutnya, sosok dari kalangan profesional bisa didorong jika Prabowo tidak maju sebagai capres 2019. Berdasarkan hasil survei, sebanyak 21,43 persen responden menginginkan capres dari kalangan profesional pengganti Prabowo.
"Sisanya capres pengganti Prabowo ini berasal dari kalangan militer sebesar 19,54 persen, dari partai politik sebesar 14,29 persen, dan tokoh agama sebesar 6,55 persen," imbuhnya.
Sementara itu, Anggota Majelis Kehormatan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Gerindra, Habiburokhman merasa ada keganjilan dalam survei dari Polcomm Institute. Apalagi saat Polcomm menyatakan responden yang menginginkan Prabowo tidak maju cukup tinggi.
Keganjilan itu muncul karena dalam rilis survei yang sama, Gerindra menjadi partai pemilik elektabilitas tertinggi kedua. Adapun partai berlambang kepala Burung Garuda ini mengantungi elektabilitas sebesar 17,75 persen.
"Makanya tadi enggak masuk akal. Secara partai jadi nomor dua, tapi ada yang ingin Pak Prabowo tidak maju lagi. Gerindra ini imagenya Pak Prabowo. Kalau Gerindra naik, ya kan karena kerja Pak Prabowo," timpalnya.
Survei Polcomm ini menggunakan metode multistage random sampling dengan melibatkan sekitar 1.200 responden di 34 provinsi. Polcomm melakukan survei pada tanggal 18-21 Maret 2018 dengan wawancara langsung tatap muka. Adapun tingkat kepercayaan dari survei ini sebesar 95 persen dan margin of error sebesar 2,83 persen.
(Sumber: Kricom.id)
Dalam survei itu terlihat sebanyak 20 persen responden mengatakan, Prabowo tidak perlu maju kembali sebagai capres 2019. Sebanyak 14,58 persen responden menyatakan Prabowo maju menantang capres petahana, Joko Widodo.
"Sisanya 51,42 persen responden menjawab tidak tahu," kata Direktur Eksekutif Politic Communication (PolComm) Institute, Heri Budianto, di Jakarta, Minggu, 25 Maret 2018.
Menurutnya, sosok dari kalangan profesional bisa didorong jika Prabowo tidak maju sebagai capres 2019. Berdasarkan hasil survei, sebanyak 21,43 persen responden menginginkan capres dari kalangan profesional pengganti Prabowo.
"Sisanya capres pengganti Prabowo ini berasal dari kalangan militer sebesar 19,54 persen, dari partai politik sebesar 14,29 persen, dan tokoh agama sebesar 6,55 persen," imbuhnya.
Sementara itu, Anggota Majelis Kehormatan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Gerindra, Habiburokhman merasa ada keganjilan dalam survei dari Polcomm Institute. Apalagi saat Polcomm menyatakan responden yang menginginkan Prabowo tidak maju cukup tinggi.
Keganjilan itu muncul karena dalam rilis survei yang sama, Gerindra menjadi partai pemilik elektabilitas tertinggi kedua. Adapun partai berlambang kepala Burung Garuda ini mengantungi elektabilitas sebesar 17,75 persen.
"Makanya tadi enggak masuk akal. Secara partai jadi nomor dua, tapi ada yang ingin Pak Prabowo tidak maju lagi. Gerindra ini imagenya Pak Prabowo. Kalau Gerindra naik, ya kan karena kerja Pak Prabowo," timpalnya.
Survei Polcomm ini menggunakan metode multistage random sampling dengan melibatkan sekitar 1.200 responden di 34 provinsi. Polcomm melakukan survei pada tanggal 18-21 Maret 2018 dengan wawancara langsung tatap muka. Adapun tingkat kepercayaan dari survei ini sebesar 95 persen dan margin of error sebesar 2,83 persen.
(Sumber: Kricom.id)
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »