BENTENGSUMBAR. COM - Direktur Eksekutif Median, Rico Marbun menilai Prabowo Subianto perlu memberi klarifikasi mengenai pidato yang disampaikannya di UI ketika menghadiri peresmian dan bedah buku 'Nasionalisme Sosialisme dan Pragmatisme Pemikiran Ekonomi Politik Soemitro Djojohadikusumo' pada 18 September 2017 itu.
"Sekarang beban pembuktiannya ada dalam pundak Prabowo, bila dalam beberapa hari ke depan tidak dilakukan (klarifikasi), khawatirnya nanti orang bisa mencapnya sebagai capres fiktif," kata Rico, Kamis, 22 Maret 2018.
Rico mengaku tak habis pikir dengan cara Prabowo mengutip novel fiksi saat memberi sambutan ilmiah. Apalagi ketika itu, Prabowo tengah membicarakan politik.
"Saya sebenarnya tidak terbayang bila figur seperti Prabowo menggunakan buku non-fiksi sebagai literatur utama dalam pidato politik. Kegemaran Prabowo dalam membaca buku dan penguasaan bahasa asing sepertinya sudah jamak diketahui orang," urainya.
Prediksi Rico, Prabowo membuka kontroversi soal Indonesia bubar tahun 2030 sebagai salah satu srategi menuju 2019. Prabowo dinilai perlu mencari panggung karena sudah lama istirahat dari panggung politik.
"Saya menduga ungkapan kontroversial 2030 lebih pada strategi pancingan menuju 2019. Apalagi elektabilitasnya walaupun dalam urutan kedua tapi terus menurun dari bulan ke bulan," kata Rico.
"Ungkapan kontroversial ini bila dikelola dengan tepat menjadikan Prabowo dalam pusaran utama perbincangan, setelah sekian lama absen," tambahnya.
Prabowo pun dinilai seharusnya mengajukan argumen logis yang mendukung ungkapannya soal Indonesia bisa bubar. Bila tidak, elektabilitas Prabowo disebut akan semakin turun.
"Bila ternyata ungkapan ini bukan hanya inspirasi tapi setelah diteliti menjiplak full dari novel nonfiksi itu dan Prabowo tidak mampu menyampaikan argumen logis, elektabilitasnya justru bisa terjun bebas," tukasnya.
Diberitakan sebelumnya, Prabowo berpidato Indonesia bisa bubar di tahun 2030. Pidato itu ternyata merujuk novel fiksi berjudul 'Ghost Fleet' karangan PW Singer dan August Cole.
Gerindra sudah membantah soal ini. Waketum Gerindra Edhy Prabowo menepis kabar bahwa Prabowo hanya mengutip novel.
"Nggak, beliau baca sejarah. Beliau tahu, baca buku. Jadi tidak mungkin beliau (memprediksi 2030) hanya karena fiksi itu," tegas Edhy di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu, 21 Maret 2018.
(By/Detik.com)
"Sekarang beban pembuktiannya ada dalam pundak Prabowo, bila dalam beberapa hari ke depan tidak dilakukan (klarifikasi), khawatirnya nanti orang bisa mencapnya sebagai capres fiktif," kata Rico, Kamis, 22 Maret 2018.
Rico mengaku tak habis pikir dengan cara Prabowo mengutip novel fiksi saat memberi sambutan ilmiah. Apalagi ketika itu, Prabowo tengah membicarakan politik.
"Saya sebenarnya tidak terbayang bila figur seperti Prabowo menggunakan buku non-fiksi sebagai literatur utama dalam pidato politik. Kegemaran Prabowo dalam membaca buku dan penguasaan bahasa asing sepertinya sudah jamak diketahui orang," urainya.
Prediksi Rico, Prabowo membuka kontroversi soal Indonesia bubar tahun 2030 sebagai salah satu srategi menuju 2019. Prabowo dinilai perlu mencari panggung karena sudah lama istirahat dari panggung politik.
"Saya menduga ungkapan kontroversial 2030 lebih pada strategi pancingan menuju 2019. Apalagi elektabilitasnya walaupun dalam urutan kedua tapi terus menurun dari bulan ke bulan," kata Rico.
"Ungkapan kontroversial ini bila dikelola dengan tepat menjadikan Prabowo dalam pusaran utama perbincangan, setelah sekian lama absen," tambahnya.
Prabowo pun dinilai seharusnya mengajukan argumen logis yang mendukung ungkapannya soal Indonesia bisa bubar. Bila tidak, elektabilitas Prabowo disebut akan semakin turun.
"Bila ternyata ungkapan ini bukan hanya inspirasi tapi setelah diteliti menjiplak full dari novel nonfiksi itu dan Prabowo tidak mampu menyampaikan argumen logis, elektabilitasnya justru bisa terjun bebas," tukasnya.
Diberitakan sebelumnya, Prabowo berpidato Indonesia bisa bubar di tahun 2030. Pidato itu ternyata merujuk novel fiksi berjudul 'Ghost Fleet' karangan PW Singer dan August Cole.
Gerindra sudah membantah soal ini. Waketum Gerindra Edhy Prabowo menepis kabar bahwa Prabowo hanya mengutip novel.
"Nggak, beliau baca sejarah. Beliau tahu, baca buku. Jadi tidak mungkin beliau (memprediksi 2030) hanya karena fiksi itu," tegas Edhy di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu, 21 Maret 2018.
(By/Detik.com)
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »