BENTENGSUMBAR.COM - Gubernur Provinsi Sumatera Barat H Irwan Prayitno mengajak masyarakat dan kepala daerah untuk memanfaatkan lahan kosong untuk pertanian. Pasalnya, memaksimalkan pemanfaatan lahan pertanian bertujuan untuk meningkatkan produksi pertanian dalam rangka menjaga ketahanan pangan di daerah ini.
"Mohon Pak Wali, jangan sampai lahan-lahan subur yang ada irigasi bagus di sebelahnya dipakai untuk yang bukan pertanian. Ini bisa mengurangi produksi dan mengancam ketahanan pangan kita. Kalau memang ada lahan kosong yang tak terpakai, coba diajak yang punya untuk ditanami," ujarnya kepada Walikota Payakumbuh pada kegiatan Lapang Pengembangan Kluster Hortikultura Binaan Bank Indonesia yang digelar di tengah kawasan perkebunan dan lahan pertanian milik Kelompok Tani (Keltan) 'Bina Bersama' di Kelurahan Koto Baru Payo Basuang Kecamatan Payakumbuh Timur, Kota Payakumbuh, Jumat, 17 Maret 2017.
Turut hadir pada kesempatan tersebut Kepala Kantor Bank Indonesia (BI) Perwakilan Provinsi Sumatera Barat Puji Atmoko, Walikota Payakumbuh Riza Falepi, Ketua DPRD Kota Payakumbuh, dan jajaran Forkopimda Kota Payakumbuh.
Kelompok Tani 'Bina Bersama' sendiri merupakan salah satu kelompok petani yang telah dibina oleh BI sejak 2015 lalu dengan komoditas utama holtikultura, khususnya cabai merah. Bentuk pembinaan yang dilakukan oleh BI antara lain dengan memberikan bantuan teknis serta sarana dan prasarana pertanian serta mendorong peningkatan kualitas petani anggota kelompok dalam mengelola komoditas holtikultura mulai dari hulu hingga hilir.
Gubernur Irwan mengungkapkan apresiasinya secara khusus kepada Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Sumatera Barat yang telah memberikan perhatian dan pembinaan kepada Keltan Bina Bersama. Menurutnya, perhatian dan pembinaan kepada petani adalah salah satu kunci untuk meningkatkan produksi pangan dan menjamin terjaganya ketahanan pangan Provinsi Sumatera Barat.
"Pertanian itu hajat hidup orang banyak. Jasa petani sangat besar terhadap hajat hidup orang banyak itu. Oleh karenanya, petani jangan dibiarkan sendiri semua harus turun untuk ketahanan pangan kita, dan untuk kesejahteraan petani kita. Terima kasih BI telah beri perhatian pada petani," ungkapnya.
Kepada anggota Keltan Bina Bersama yang hadir di acara tersebut, Gubernur mengajak agar terus semangat mengelola pertanian. Gubernur juga menekankan agar petani tidak merasa rendah diri, apalagi berpikir melalui usahanya mereka tidak bisa sejahtera dan hidup layak.
"Kalau pertanian diurus benar-benar, hidup kita bisa layak. Saya kemarin berkunjung ke Sungai Nanang. Di sana petani ada yang sudah bisa beli Fortuner. Jadi, Ayo, semangat! Dan jangan merasa rendah hari," katanya.
Ia mengatakan, cabai merah adalah komoditas utama yang sering mempengaruhi fluktuasi inflasi Sumbar. Oleh karena itu, penanaman komoditas cabai merah oleh Keltan Bina Bersama sangat harus didukung, karena dapat membantu Pemerintah Daerah dan Bank Indonesia menjaga dan mengendalikan inflasi Sumbar.
"Kami sangat mendukung bapak ibu tanam cabai. Ayo, selain di ladang, tanam juga di rumah," tegasnya.
Gubernur mengingatkan bahwa pembinaan yang dilakukan BI kepada Keltan Bina Bersama hanya berjalan selama 3 tahun dan berharap setelah pembinaan selesai Keltan mampu mandiri dan dapat mengelola usaha komoditas hortikultura secara berkelanjutan yang pada akhirnya akan menguntungkan petani juga, yakni, meningkatkan pendapatan dan kesejahteraannya.
Sementara itu, Puji Atmoko dalam sambutannya menyampaikan bahwa Keltan Bina Bersama merupakan salah satu kelompok yang masuk dalam program lapangan BI dalam rangka membantu mengendalikan inflasi. Selain Keltan Bina Bersama, BI juga telah melakukan program yang sama, antara lain di Kinali dan Padang Panjang dengan komoditas sapi perah.
Editor: Zamri Yahya, SHI
Pewarta: Rinaldi/Erwin Fs
"Mohon Pak Wali, jangan sampai lahan-lahan subur yang ada irigasi bagus di sebelahnya dipakai untuk yang bukan pertanian. Ini bisa mengurangi produksi dan mengancam ketahanan pangan kita. Kalau memang ada lahan kosong yang tak terpakai, coba diajak yang punya untuk ditanami," ujarnya kepada Walikota Payakumbuh pada kegiatan Lapang Pengembangan Kluster Hortikultura Binaan Bank Indonesia yang digelar di tengah kawasan perkebunan dan lahan pertanian milik Kelompok Tani (Keltan) 'Bina Bersama' di Kelurahan Koto Baru Payo Basuang Kecamatan Payakumbuh Timur, Kota Payakumbuh, Jumat, 17 Maret 2017.
Turut hadir pada kesempatan tersebut Kepala Kantor Bank Indonesia (BI) Perwakilan Provinsi Sumatera Barat Puji Atmoko, Walikota Payakumbuh Riza Falepi, Ketua DPRD Kota Payakumbuh, dan jajaran Forkopimda Kota Payakumbuh.
Kelompok Tani 'Bina Bersama' sendiri merupakan salah satu kelompok petani yang telah dibina oleh BI sejak 2015 lalu dengan komoditas utama holtikultura, khususnya cabai merah. Bentuk pembinaan yang dilakukan oleh BI antara lain dengan memberikan bantuan teknis serta sarana dan prasarana pertanian serta mendorong peningkatan kualitas petani anggota kelompok dalam mengelola komoditas holtikultura mulai dari hulu hingga hilir.
Gubernur Irwan mengungkapkan apresiasinya secara khusus kepada Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Sumatera Barat yang telah memberikan perhatian dan pembinaan kepada Keltan Bina Bersama. Menurutnya, perhatian dan pembinaan kepada petani adalah salah satu kunci untuk meningkatkan produksi pangan dan menjamin terjaganya ketahanan pangan Provinsi Sumatera Barat.
"Pertanian itu hajat hidup orang banyak. Jasa petani sangat besar terhadap hajat hidup orang banyak itu. Oleh karenanya, petani jangan dibiarkan sendiri semua harus turun untuk ketahanan pangan kita, dan untuk kesejahteraan petani kita. Terima kasih BI telah beri perhatian pada petani," ungkapnya.
Kepada anggota Keltan Bina Bersama yang hadir di acara tersebut, Gubernur mengajak agar terus semangat mengelola pertanian. Gubernur juga menekankan agar petani tidak merasa rendah diri, apalagi berpikir melalui usahanya mereka tidak bisa sejahtera dan hidup layak.
"Kalau pertanian diurus benar-benar, hidup kita bisa layak. Saya kemarin berkunjung ke Sungai Nanang. Di sana petani ada yang sudah bisa beli Fortuner. Jadi, Ayo, semangat! Dan jangan merasa rendah hari," katanya.
Ia mengatakan, cabai merah adalah komoditas utama yang sering mempengaruhi fluktuasi inflasi Sumbar. Oleh karena itu, penanaman komoditas cabai merah oleh Keltan Bina Bersama sangat harus didukung, karena dapat membantu Pemerintah Daerah dan Bank Indonesia menjaga dan mengendalikan inflasi Sumbar.
"Kami sangat mendukung bapak ibu tanam cabai. Ayo, selain di ladang, tanam juga di rumah," tegasnya.
Gubernur mengingatkan bahwa pembinaan yang dilakukan BI kepada Keltan Bina Bersama hanya berjalan selama 3 tahun dan berharap setelah pembinaan selesai Keltan mampu mandiri dan dapat mengelola usaha komoditas hortikultura secara berkelanjutan yang pada akhirnya akan menguntungkan petani juga, yakni, meningkatkan pendapatan dan kesejahteraannya.
Sementara itu, Puji Atmoko dalam sambutannya menyampaikan bahwa Keltan Bina Bersama merupakan salah satu kelompok yang masuk dalam program lapangan BI dalam rangka membantu mengendalikan inflasi. Selain Keltan Bina Bersama, BI juga telah melakukan program yang sama, antara lain di Kinali dan Padang Panjang dengan komoditas sapi perah.
Editor: Zamri Yahya, SHI
Pewarta: Rinaldi/Erwin Fs
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »