BENTENGSUMBAR.COM - Rumah presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono di Mega Kuningan 'digeruduk' massa. Juru bicara Partai Demokrat Imelda Sari mengatakan, ratusan orang yang berdemo di rumah SBY berasal dari unsur mahasiswa.
Namun ia tak menjelaskan tuntutan massa dan hubungannya dengan SBY. Menurutnya, ada unsur politik dalam aksi ini.
Sebelumnya SBY melalui akun Twitternya @SBYudhoyono memprotes aksi massa di depan rumah pribadinya.
"Saudara-saudaraku yg mencintai hukum dan keadilan, saat ini rumah saya di Kuningan 'digrudug' ratusan orang. Mereka berteriak-teriak," kata SBY dalam cuitanya. Tulisan tersebut diakhiri tanda *SBY* yang berarti Presiden RI keenam itu sendiri yang menulisnya.
Menurutnya hal tersebut tak dibiarkan karena unjuk rasa tidak dibenarnya digelar di rumah pribadi.
"Kecuali negara sudah berubah, polisi juga tidak memberitahu saya," katanya.
Ini bukan kejadian pertama. SBY mengatakan, kemarin di Kompleks Pramuka Cibubur, ada juga provokasi terhadap mahasiswa untuk menangkapnya.
"Saya bertanya kepada Bapak Presiden dan Kapolri, apakah saya tidak memiliki hak tinggal di negeri sendiri dengan hak asasi yang saya miliki?" katanya.
"Saya hanya minta keadilan, soal keselamatan jiwa saya, sepenuhnya saya serahkan kepada Allah SWT," imbuh SBY.
Sylviana Murni Angkat Bicara
Cawagub DKI Sylviana Murni, yang diusung oleh Partai Demokrat, berharap semua pihak tetap menjaga nilai kehormatan.
"Beliau kan mantan presiden kita. Demo yang saya pertanyakan, ini rekayasa atau ada yang ingin ditanyakan," ujar Sylvi di Bidaracina, Jakarta Timur, Senin (6/2/2017).
"Kan bisa ditanyakan, tak perlu mengganggu. Kita harus hormati beliau sebagai mantan presiden," sambungnya.
Sylviana mengaku tak mau berburuk sangka perihal apa latar belakang dan siapa yang berada di balik demo tersebut. Sylvi kembali menegaskan semua pihak harus menghargai pihak lain, termasuk SBY, yang pernah memimpin Indonesia selama 10 tahun
"Wah, kami tak pernah suuzon seperti itu. Jangan dong, rumah presiden kita yang sudah (bikin) 10 tahun Indonesia aman harus kita hargai," cetusnya.
Dibubarkan Polisi
Polisi membubarkan paksa massa yang berunjuk rasa di rumah mantan presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Pembubaran dilakukan karena tak ada pemberitahuan sebelumnya dan dilakukan di tempat yang tidak semestinya.
"Dibubarkan paksa karena enggak boleh demo di rumah pribadi," kata Kapolres Jakarta Selatan Komisaris Besar Iwan Kurniawan, saat dikonfirmasi Senin, (6/2).
Kondisi di sekitar kediaman SBY di kawasan Mega Kuningan, Jakarta Selatan, sekarang sudah berangsur normal dan kondusif. Iwan mengatakan, jumlah massa yang menggelar aksi mencapai lebih dari 100 orang.
"Kami tidak tahu massa dari mana dan mau apa," ujar Iwan.
Sebelum dibubarkan, massa menggelar orasi. Sejumlah tuntutan dilayangkan antara lain berkaitan dengan kampanye menolak isu SARA dan seruan melawan organisasi radikal yang anti-Pancasila.
Polisi, kata Iwan, saat ini tengah mengusut aksi tersebut. Belum diketahui asal mereka. "Sekarang sedang didalami siapa mereka dan siapa di balik demo ini," kata dia. (detik/cnnindonesia)
Namun ia tak menjelaskan tuntutan massa dan hubungannya dengan SBY. Menurutnya, ada unsur politik dalam aksi ini.
Sebelumnya SBY melalui akun Twitternya @SBYudhoyono memprotes aksi massa di depan rumah pribadinya.
"Saudara-saudaraku yg mencintai hukum dan keadilan, saat ini rumah saya di Kuningan 'digrudug' ratusan orang. Mereka berteriak-teriak," kata SBY dalam cuitanya. Tulisan tersebut diakhiri tanda *SBY* yang berarti Presiden RI keenam itu sendiri yang menulisnya.
Menurutnya hal tersebut tak dibiarkan karena unjuk rasa tidak dibenarnya digelar di rumah pribadi.
"Kecuali negara sudah berubah, polisi juga tidak memberitahu saya," katanya.
Ini bukan kejadian pertama. SBY mengatakan, kemarin di Kompleks Pramuka Cibubur, ada juga provokasi terhadap mahasiswa untuk menangkapnya.
"Saya bertanya kepada Bapak Presiden dan Kapolri, apakah saya tidak memiliki hak tinggal di negeri sendiri dengan hak asasi yang saya miliki?" katanya.
"Saya hanya minta keadilan, soal keselamatan jiwa saya, sepenuhnya saya serahkan kepada Allah SWT," imbuh SBY.
Sylviana Murni Angkat Bicara
Cawagub DKI Sylviana Murni, yang diusung oleh Partai Demokrat, berharap semua pihak tetap menjaga nilai kehormatan.
"Beliau kan mantan presiden kita. Demo yang saya pertanyakan, ini rekayasa atau ada yang ingin ditanyakan," ujar Sylvi di Bidaracina, Jakarta Timur, Senin (6/2/2017).
"Kan bisa ditanyakan, tak perlu mengganggu. Kita harus hormati beliau sebagai mantan presiden," sambungnya.
Sylviana mengaku tak mau berburuk sangka perihal apa latar belakang dan siapa yang berada di balik demo tersebut. Sylvi kembali menegaskan semua pihak harus menghargai pihak lain, termasuk SBY, yang pernah memimpin Indonesia selama 10 tahun
"Wah, kami tak pernah suuzon seperti itu. Jangan dong, rumah presiden kita yang sudah (bikin) 10 tahun Indonesia aman harus kita hargai," cetusnya.
Dibubarkan Polisi
Polisi membubarkan paksa massa yang berunjuk rasa di rumah mantan presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Pembubaran dilakukan karena tak ada pemberitahuan sebelumnya dan dilakukan di tempat yang tidak semestinya.
"Dibubarkan paksa karena enggak boleh demo di rumah pribadi," kata Kapolres Jakarta Selatan Komisaris Besar Iwan Kurniawan, saat dikonfirmasi Senin, (6/2).
Kondisi di sekitar kediaman SBY di kawasan Mega Kuningan, Jakarta Selatan, sekarang sudah berangsur normal dan kondusif. Iwan mengatakan, jumlah massa yang menggelar aksi mencapai lebih dari 100 orang.
"Kami tidak tahu massa dari mana dan mau apa," ujar Iwan.
Sebelum dibubarkan, massa menggelar orasi. Sejumlah tuntutan dilayangkan antara lain berkaitan dengan kampanye menolak isu SARA dan seruan melawan organisasi radikal yang anti-Pancasila.
Polisi, kata Iwan, saat ini tengah mengusut aksi tersebut. Belum diketahui asal mereka. "Sekarang sedang didalami siapa mereka dan siapa di balik demo ini," kata dia. (detik/cnnindonesia)
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »