BENTENGSUMBAR.COM - Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un, mantan Wakil Gubernur Sumatera Barat periode 2010-2015, Muslim Kasim, meninggal dunia pada Sabtu pukul 21.45 WIB, di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, Jakarta.
Mantan Bupati Padangpariaman dua periode tersebut mengembuskan napas terakhir, setelah mengalami kritis dan koma selama 15 hari di RS tersebut. Muslim meninggal pada usia 75 tahun.
"Ya benar, bapak sudah meninggal dunia di Jakarta," kata keponakan Muslim Kasim, Ilham Fauzi (25), saat dihubungi dari Padangpariaman, Sabtu malam.
Ia mengatakan keluarga almarhum Muslim Kasim di Padangpariaman berencana akan bertolak ke Jakarta, namun masih menunggu konfirmasi dari pihak keluarga di Jakarta terlebih dahulu.
Namun, katanya lagi, keluarga juga berencana membawa jenazah almarhum Muslim Kasim ke Padangpariaman untuk disemayamkan dan dimakamkan.
"Belum pasti, kemungkinan besar besok pagi. Kami tunggu dulu informasi dari Jakarta," ujarnya pula.
Tak hanya keluarga, banyak yang merasa kehilangan dengan kepergian pria yang akrab disapa bang MK ini. Salah satunya adalah seniman dan budayawan Sumatera Barat, Pinto Janir. Melalui akun jejaring sosial facebook, dia mengungkapkan kenangannya bersama MK dan sosok seorang birokrat tulen ini.
Berikut isi postingan seniman dan budayawan yang dikenal sangat dekat dengan Muslim Kasim ini:
"Salah satu hobi mamak adalah bertanam di ladang. Hobi itu beliau lakoni sejak muda.Beliau suka beternak dan suka bertanam. Di Lubukalung, rawa beliau sulap jadi ladang. Sejak jadi Bupati di Padangpariaman, saya sering menemani beliau ke ladang.
Di atas mobil beliau ada sepatu bot dan ada beberapa peralatan berladang. Hobi benar beliau mencangkul bertanam. Beliau pernah mengatakan kepada saya, bertanamlah! Mengapa. Ini jawab beliau yang saya masih ingat: " Bertanam itu adalah sedekah. Amalnya tak akan teduh-teduh hingga kiamat".
Bagi beliau, mengayunkan cangkul di ladang jauh lebih nikmat ketimbang mengayunkan stick golf.
MK, mamak kito, selalu berkata: "Jangan pernah buang waktu secara percuma. Gunakan waktu sebaik-baiknya kepada hal-hal yang bermanfaat!" .Jadi , saya tidak heran-heran betul kalau beliau adalah sosok yang workaholics atau gila kerja dan tak pernah mengenal lelah.Tak pernah tampak lelah.
Saya dan mamak memang sehobi dalam soal bertanam. Saya suka juga bertanam dan bertaman. Dan dari mamak juga saya memperoleh bibit pitulo raksasa, pohon pelindung dan tanaman lainnya.
Makanya, jangan pernahg heran, beliau adalah pemimpin yang sangat memprioritaskan pembangunan bidang pertanian. Lihatlah, betapa "hijaunya" Padangpariaman oleh tanaman kakao dan tanaman bermanfaat."
Muslim Kasim lahir di Pakandangan, Enam Lingkung, Padang Pariaman, Sumatera Barat pada 28 Mei 1942.
Ia merintis karier sebagai birokrat sejak 1976 dan pernah menjabat sebagai Wakil Gubernur Sumatera Barat periode 15 Agustus 2010 sampai 15 Agustus 2015.
Muslim adalah Wakil Gubernur Sumatera Barat tertua saat menjabat. Sebelumnya, ia banyak mengabdikan dirinya pada lembaga negara Bulog dan pernah menjadi Bupati Padangpariaman dua periode pada 2000-2010.
Pada tahun 2010, Muslim memenangkan pemilihan kepala daerah sebagai Wakil Gubernur, dengan pasangannya Irwan Prayitno sebagai Gubernur Sumatera Barat.
Kemudian pada Pilkada Gubernur 2015 Muslim memutuskan maju sebagai calon gubernur berpasangan dengan Fauzi Bahar yang mendaftar ke KPU setempat pada 28 Juli 2015.
Ia berpasangan dengan Fauzi Bahar yang juga memiliki kesamaan yaitu sama-sama menjabat sebagai kepala daerah selama dua periode.
Editor: Zamri Yahya
Pewarta: Malin/Antara
Mantan Bupati Padangpariaman dua periode tersebut mengembuskan napas terakhir, setelah mengalami kritis dan koma selama 15 hari di RS tersebut. Muslim meninggal pada usia 75 tahun.
"Ya benar, bapak sudah meninggal dunia di Jakarta," kata keponakan Muslim Kasim, Ilham Fauzi (25), saat dihubungi dari Padangpariaman, Sabtu malam.
Ia mengatakan keluarga almarhum Muslim Kasim di Padangpariaman berencana akan bertolak ke Jakarta, namun masih menunggu konfirmasi dari pihak keluarga di Jakarta terlebih dahulu.
Namun, katanya lagi, keluarga juga berencana membawa jenazah almarhum Muslim Kasim ke Padangpariaman untuk disemayamkan dan dimakamkan.
"Belum pasti, kemungkinan besar besok pagi. Kami tunggu dulu informasi dari Jakarta," ujarnya pula.
Tak hanya keluarga, banyak yang merasa kehilangan dengan kepergian pria yang akrab disapa bang MK ini. Salah satunya adalah seniman dan budayawan Sumatera Barat, Pinto Janir. Melalui akun jejaring sosial facebook, dia mengungkapkan kenangannya bersama MK dan sosok seorang birokrat tulen ini.
Berikut isi postingan seniman dan budayawan yang dikenal sangat dekat dengan Muslim Kasim ini:
"Salah satu hobi mamak adalah bertanam di ladang. Hobi itu beliau lakoni sejak muda.Beliau suka beternak dan suka bertanam. Di Lubukalung, rawa beliau sulap jadi ladang. Sejak jadi Bupati di Padangpariaman, saya sering menemani beliau ke ladang.
Di atas mobil beliau ada sepatu bot dan ada beberapa peralatan berladang. Hobi benar beliau mencangkul bertanam. Beliau pernah mengatakan kepada saya, bertanamlah! Mengapa. Ini jawab beliau yang saya masih ingat: " Bertanam itu adalah sedekah. Amalnya tak akan teduh-teduh hingga kiamat".
Bagi beliau, mengayunkan cangkul di ladang jauh lebih nikmat ketimbang mengayunkan stick golf.
MK, mamak kito, selalu berkata: "Jangan pernah buang waktu secara percuma. Gunakan waktu sebaik-baiknya kepada hal-hal yang bermanfaat!" .Jadi , saya tidak heran-heran betul kalau beliau adalah sosok yang workaholics atau gila kerja dan tak pernah mengenal lelah.Tak pernah tampak lelah.
Saya dan mamak memang sehobi dalam soal bertanam. Saya suka juga bertanam dan bertaman. Dan dari mamak juga saya memperoleh bibit pitulo raksasa, pohon pelindung dan tanaman lainnya.
Makanya, jangan pernahg heran, beliau adalah pemimpin yang sangat memprioritaskan pembangunan bidang pertanian. Lihatlah, betapa "hijaunya" Padangpariaman oleh tanaman kakao dan tanaman bermanfaat."
Muslim Kasim lahir di Pakandangan, Enam Lingkung, Padang Pariaman, Sumatera Barat pada 28 Mei 1942.
Ia merintis karier sebagai birokrat sejak 1976 dan pernah menjabat sebagai Wakil Gubernur Sumatera Barat periode 15 Agustus 2010 sampai 15 Agustus 2015.
Muslim adalah Wakil Gubernur Sumatera Barat tertua saat menjabat. Sebelumnya, ia banyak mengabdikan dirinya pada lembaga negara Bulog dan pernah menjadi Bupati Padangpariaman dua periode pada 2000-2010.
Pada tahun 2010, Muslim memenangkan pemilihan kepala daerah sebagai Wakil Gubernur, dengan pasangannya Irwan Prayitno sebagai Gubernur Sumatera Barat.
Kemudian pada Pilkada Gubernur 2015 Muslim memutuskan maju sebagai calon gubernur berpasangan dengan Fauzi Bahar yang mendaftar ke KPU setempat pada 28 Juli 2015.
Ia berpasangan dengan Fauzi Bahar yang juga memiliki kesamaan yaitu sama-sama menjabat sebagai kepala daerah selama dua periode.
Editor: Zamri Yahya
Pewarta: Malin/Antara
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »