Djarot Jenguk Widodo di Rumah Sakit. |
Dia menduga, kasus ini terkait dengan Pilkada DKI 2017.
"Kalau beda pilihan nanti 15 Februari 2017, tidak dengan cara pukul pukul begini. Ini demokrasi barbar, demokrasi anarki. Ini sangat bertentangan dengan ideologi Pancasila. Tidak diperbolehkan," ujarnya, di RS Royal Taruma, Jakarta, Sabtu, 7 Januari 2016.
Djarot memperkirakan, pemukulan itu terkait dengan kelompok yang tidak suka terhadapnya. Sebab, sebelum insiden penganiayaan, Widodo ikut bersamanya saat blusukan di Petamburan, Jakarta, Jumat siang, 6 Januari 2017.
Saat itu, dia bersama rombongan sempat diteriaki oleh sejumlah orang. Penolakan itu terkait dengan dugaan perkara penistaan agama oleh Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
"Saya enggak tahu dia agak bersitegang sama beberapa orang di situ yang akhirnya malam waktu dia di warung didatangi dan dipukuli," kata Djarot.
Djarot pun berharap kejadian serupa tak terjadi lagi. Dia meminta kepada seluruh masyarakat agar dewasa dan menghindari kekerasan dalam berdemokrasi.
Pihak Kepolisian diminta mengusut tuntas kasus itu dan menindak tegas pelakunya.
"Siapapun tidak ada yang kebal (hukum). Organisasi apapun," kata Djarot menegaskan.
Kapolres Metro Jakarta Barat Komisaris Besar Polisi Roycke Haary Langie mengatakan, pihaknya sudah menindaklanjuti dugaan pengeroyokan terhadap Widodo.
Saat ini, petugas masih melakukan perburuan terhadap pelaku. "Doakan ya. Siang atau sore ini kami akan tangkap para pelaku yang berjumlah sekitar 7 sampai 10 orang itu," ujar Roycke. (warta10)
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »