BENTENGSUMBAR.COM - Irwanto alias Abu Muhammad, terduga teroris yang berhasil ditangkap aparat kepolisian berniat membentuk kelompok baru setelah kekuatan Santoso cs di Poso, Sulawesi Tengah (Sulteng) tidak berdaya. Irwanto sedianya akan meledakkan gereja dan tempat kelompok Syiah di Palu pada malam pergantian tahun.
“Tersangka berniat membentuk kelompok baru yang terdiri atas ikhwan-ikhwan muda karena mereka mengangap kelompok Santoso di Gunung Biru Poso sudah terjepit,” kata Kabid Humas Polda Sulteng, AKBP Hari Suprapto, di Palu, Senin, 2 Januari 2017.
Saat ini, tersangka Irwanto masih diamankan di Mapolda Sulteng untuk pengembangan lebih lanjut. Polisi juga sedang menyelidiki dari mana terduga teroris ini berafiliasi.
Kepada polisi, Irwanto juga mengaku sudah dua kali melakukan percobaan peledakan di Jalan Masjid Raya Kota Palu. Namun saat itu tersangka masih melakukan uji coba dengan menggunakan botol fresh care dan sumbu.
Irwanto alias Abu Muhammad (30) ditangkap oleh Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror di Jalan Bali, Kelurahan Lolu Utara Kecamatan Palu Timur, Kota Palu, Sabtu (31/12) sekitar pukul 13.20 Wita. Penangkapan itu dilakukan selang beberapa jam sebelum meledakkan gereja dan tempat kelompok Syiah di Kota Palu.
Selanjutnya aparat melakukan penggeledahan di rumah kontrakan pelaku di Jalan Monginsidi lorong 2 Palu Timur, dan mengamankan barang bukti seperti satu pisau, tiga buku panduan tentang jihad, dan cara merakit bom, dua botol parfum, dua buku tuntunan doa jihad, serta satu ponsel merek Mito tanpa baterai yang diduga akan dijadikan pemicu bom. Selain itu, polisi juga mengamankan barang bukti uang tunai Rp 77.000, beberapa lembar pakaian serta kaos bertuliskan tahanan Nusakambangan no 353.
Sebelumnya Kapolda Sulteng, Brigjen Pol Rudy Sufahriadi menyatakan Operasi Tinombala Poso yang segera berakhir pada 3 Januari 2017, akan diperpanjang hingga 3 April 2017 untuk mengejar sisa anggota Mujahidin Indonesia Timur (MIT) yang hingga saat ini masih bersembunyi di hutan pegunungan Poso. “Kami akan melanjutkan Operasi Tinombala untuk mencari 9 DPO anggota Mujahidin Indonesia Timur (MIT) yang tesisa sampai semuanya tertangkap,” kata Rudy
Sembilan DPO tersebut masing-masing tujuh berasal dari Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) dan dua lainnya asal Poso.
Tujuh DPO asal Bima adalah Firdaus alias Daus alias Barak Rangga, Kholid, Asgar alias Jaid alias Pak Guru, Qatar alias Farel, Abu Alim, Nae alias Galuh dan Basir alias Romzi. Sementara dua orang asal Poso adalah Ali Ahmad alias Ali Kalora, dan Moh Faisal alias Namnung alias Kobar. (beritasatu)
“Tersangka berniat membentuk kelompok baru yang terdiri atas ikhwan-ikhwan muda karena mereka mengangap kelompok Santoso di Gunung Biru Poso sudah terjepit,” kata Kabid Humas Polda Sulteng, AKBP Hari Suprapto, di Palu, Senin, 2 Januari 2017.
Saat ini, tersangka Irwanto masih diamankan di Mapolda Sulteng untuk pengembangan lebih lanjut. Polisi juga sedang menyelidiki dari mana terduga teroris ini berafiliasi.
Kepada polisi, Irwanto juga mengaku sudah dua kali melakukan percobaan peledakan di Jalan Masjid Raya Kota Palu. Namun saat itu tersangka masih melakukan uji coba dengan menggunakan botol fresh care dan sumbu.
Irwanto alias Abu Muhammad (30) ditangkap oleh Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror di Jalan Bali, Kelurahan Lolu Utara Kecamatan Palu Timur, Kota Palu, Sabtu (31/12) sekitar pukul 13.20 Wita. Penangkapan itu dilakukan selang beberapa jam sebelum meledakkan gereja dan tempat kelompok Syiah di Kota Palu.
Selanjutnya aparat melakukan penggeledahan di rumah kontrakan pelaku di Jalan Monginsidi lorong 2 Palu Timur, dan mengamankan barang bukti seperti satu pisau, tiga buku panduan tentang jihad, dan cara merakit bom, dua botol parfum, dua buku tuntunan doa jihad, serta satu ponsel merek Mito tanpa baterai yang diduga akan dijadikan pemicu bom. Selain itu, polisi juga mengamankan barang bukti uang tunai Rp 77.000, beberapa lembar pakaian serta kaos bertuliskan tahanan Nusakambangan no 353.
Sebelumnya Kapolda Sulteng, Brigjen Pol Rudy Sufahriadi menyatakan Operasi Tinombala Poso yang segera berakhir pada 3 Januari 2017, akan diperpanjang hingga 3 April 2017 untuk mengejar sisa anggota Mujahidin Indonesia Timur (MIT) yang hingga saat ini masih bersembunyi di hutan pegunungan Poso. “Kami akan melanjutkan Operasi Tinombala untuk mencari 9 DPO anggota Mujahidin Indonesia Timur (MIT) yang tesisa sampai semuanya tertangkap,” kata Rudy
Sembilan DPO tersebut masing-masing tujuh berasal dari Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) dan dua lainnya asal Poso.
Tujuh DPO asal Bima adalah Firdaus alias Daus alias Barak Rangga, Kholid, Asgar alias Jaid alias Pak Guru, Qatar alias Farel, Abu Alim, Nae alias Galuh dan Basir alias Romzi. Sementara dua orang asal Poso adalah Ali Ahmad alias Ali Kalora, dan Moh Faisal alias Namnung alias Kobar. (beritasatu)
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »