BENTENGSUMBAR.COM - Tim Detasemen Khusus 88 Antiteror bersama Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) sedang melakukan penelusuran terkait bantuan Ketua Gerakan Nasional Pengawal Fatwah Majelis Ulama Indonesia (GNPF MUI) Bachtiar Nasir. Berdasarkan informasi di jejaring media sosial, Ustaz Bachtiar Nasir diduga menyalurkan bantuan kepada kelompok teror di Aleppo, Suriah.
"Itu sedang diselidiki oleh Densus dan BNPT yang melakukan penyidikan kalau sudah ada hasil kita sampaikan," kata Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian di kantornya, Jakarta Selatan, Rabu, 28 Desember 2016.
Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri, Inspektur Jenderal Polisi Boy Rafli Amar menambahkan, informasi itu akan ditelusuri lebih dahulu soal kebenarannya.
"Saat ini sedang didalami, bagaimana proses pengumpulan bantuan, bagaimana pengiriman ditujukan kepada siapa, dalam rangka apa bantuan itu. Itu masih banyak data informasi yang harus dikumpulkan," kata Boy Rafli Amar.
Penyidik Polri, kata Boy, sejauh ini masih belum perlu dilakukan pemanggilan kepada Ustaz Bahtiar Nasir. Sebab, masih diperlukan pendalaman informasi itu.
Boy juga berharap kepada masyarakat Indonesia yang mempunyai informasi perihal itu agar dapat melaporkan kepada penyidik Bareskrim Polri.
"Yang mengetahui masalah ini bisa menjadi informasi kepada kita. Di luar itu kita juga lakukan langkah provokatif," ujar Boy Rafli Amar.
Dalam sebuah jejaring media sosaial, warga sipil Aleppo menemukan makanan dan minuman yang ditinggalkan oleh segerombolan teroris Jaysh Al-Islam dari Aleppo.
Ternyata, dari logistik itu tidak diperuntukkan bagi warga sipil Aleppo yang kelaparan melainkan ditujukan untuk mendukung kelompok teroris Jasysh Al-Islam (anak cabang dari ISIS).
Dalam kardus bantuan itu bertuliskan IHR (Indonesian Humanitarian Relief). Diduga bantuan IHR dari Ustaz Bachtiar Nasir.
Kerjasama Dengan Interpol
Kabag Penum Divisi Humas Polri, Kombes Martinus Sitompul mengatakan, pihaknya akan bekerjasama dengan jaringan Interpol untuk mencari data dan fakta kebenaran informasi yang sempat beredar di media sosial tersebut.
"Iya (bekerjasama dengan) Interpol kami butuhkan untuk cari data. Interpol, dia punya data yang mereka kategorikan siapa penyandang dana teroris, siapa kelompoknya," kata Martinus di Mabes Polri, Jakarta, Kamis, 29 Desember 2016.
Dikatakan Martinus, hingga saat ini polri masih belum mengantongi data yang menyebutkan adanya bantuan dari Bachtiar Nasir yang mengalir ke Aleppo, Suriah melalui sebuah lembaga yang bernama Indonesia Humanitarian Relief (IHR).
"Tidak bisa bekerja sendiri di sini, bekerjanya dengan berbagai instansi dan stakeholder, jadi kalau ditanya kami punya data, belum tentu kami punya data. karena ada bidang tertentu yang menangani," lanjut Martinus.
Bantahan MUI
Sebelumnya, Wakil Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia Najamuddin Ramly membantah tudingan yang menyebutkan bahwa Ketua Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) MUI, Bachtiar Nasir menyalurkan bantuan kepada kelompok pemberontak di Aleppo, Suriah.
"Ah enggak ada itu. Bohong itu untuk teroris, teroris apa?" kata Najamuddin Ramly di Jakarta, Selasa, 27 Desember 2016.
Najamuddin mengatakan, bantuan yang diberikan oleh Bachtiar untuk kaum Muslim di Suriah yang teraniaya dan terzalimi, bukan untuk kelompok pemberontak.
"Anda lihat sendiri bagaimana pengepungan di Allepo? bagaimana Rusia dan pasukan Iran menghancurkan anak-anak di Aleppo, laki-laki dan perempuan," katanya.
Najamuddin mencurigai tudingan tersebut karena Bachtiar merupakan pentolan dari GNPF MUI dan ingin dinistakan.
"Ini semua. Habib Rizieq mau dinistakan, Bachtiar Nasir dinistakan," katanya.
Bantahan GNPF MUI
Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF MUI) membantah memberikan bantuan kepada pihak bertikai di Suriah. Namun, ada beberapa ormas yang memberikan bantuan kepada masyarakat yang menjadi korban perang di negara tersebut.
"Itu tidak ada. Tidak ada sedikit pun dana dari GNPF ke Suriah. Yang ada adalah beberapa ormas yang menggalang dana untuk membantu korban, sekali lagi, yang dibantu adalah korban perang di Suriah," ujar Wakil Ketua GNPF MUI Zaitun Rasmin, kepada wartawan di Medan, Rabu sore, 28 Desember 2016.
Penggalangan dana dari sejumlah ormas itu, diperuntukkan bagi korban saja, tanpa membedakan status dan agama. Seluruh korban perang saudara itu, dibantu ormas-ormas tersebut.
"Kita tidak melihat siapa pun, latar belakang apapun, yang jelas korban. Bahkan kalau dia nonmuslim pun kita bantu, karena bantuan ini untuk korban perang," tuturnya.
Dia menyayangkan sikap-sikap oknum-oknum tidak bertanggung jawab di Indonesia, yang sengaja menyudutkan GNPF dengan informasi yang tidak benar.
"Itu disebarkan medsos abal-abal itu," sebut Zaitun. (viva/okezone/cnnindonesia)
"Itu sedang diselidiki oleh Densus dan BNPT yang melakukan penyidikan kalau sudah ada hasil kita sampaikan," kata Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian di kantornya, Jakarta Selatan, Rabu, 28 Desember 2016.
Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri, Inspektur Jenderal Polisi Boy Rafli Amar menambahkan, informasi itu akan ditelusuri lebih dahulu soal kebenarannya.
"Saat ini sedang didalami, bagaimana proses pengumpulan bantuan, bagaimana pengiriman ditujukan kepada siapa, dalam rangka apa bantuan itu. Itu masih banyak data informasi yang harus dikumpulkan," kata Boy Rafli Amar.
Penyidik Polri, kata Boy, sejauh ini masih belum perlu dilakukan pemanggilan kepada Ustaz Bahtiar Nasir. Sebab, masih diperlukan pendalaman informasi itu.
Boy juga berharap kepada masyarakat Indonesia yang mempunyai informasi perihal itu agar dapat melaporkan kepada penyidik Bareskrim Polri.
"Yang mengetahui masalah ini bisa menjadi informasi kepada kita. Di luar itu kita juga lakukan langkah provokatif," ujar Boy Rafli Amar.
Dalam sebuah jejaring media sosaial, warga sipil Aleppo menemukan makanan dan minuman yang ditinggalkan oleh segerombolan teroris Jaysh Al-Islam dari Aleppo.
Ternyata, dari logistik itu tidak diperuntukkan bagi warga sipil Aleppo yang kelaparan melainkan ditujukan untuk mendukung kelompok teroris Jasysh Al-Islam (anak cabang dari ISIS).
Dalam kardus bantuan itu bertuliskan IHR (Indonesian Humanitarian Relief). Diduga bantuan IHR dari Ustaz Bachtiar Nasir.
Kerjasama Dengan Interpol
Kabag Penum Divisi Humas Polri, Kombes Martinus Sitompul mengatakan, pihaknya akan bekerjasama dengan jaringan Interpol untuk mencari data dan fakta kebenaran informasi yang sempat beredar di media sosial tersebut.
"Iya (bekerjasama dengan) Interpol kami butuhkan untuk cari data. Interpol, dia punya data yang mereka kategorikan siapa penyandang dana teroris, siapa kelompoknya," kata Martinus di Mabes Polri, Jakarta, Kamis, 29 Desember 2016.
Dikatakan Martinus, hingga saat ini polri masih belum mengantongi data yang menyebutkan adanya bantuan dari Bachtiar Nasir yang mengalir ke Aleppo, Suriah melalui sebuah lembaga yang bernama Indonesia Humanitarian Relief (IHR).
"Tidak bisa bekerja sendiri di sini, bekerjanya dengan berbagai instansi dan stakeholder, jadi kalau ditanya kami punya data, belum tentu kami punya data. karena ada bidang tertentu yang menangani," lanjut Martinus.
Bantahan MUI
Sebelumnya, Wakil Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia Najamuddin Ramly membantah tudingan yang menyebutkan bahwa Ketua Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) MUI, Bachtiar Nasir menyalurkan bantuan kepada kelompok pemberontak di Aleppo, Suriah.
"Ah enggak ada itu. Bohong itu untuk teroris, teroris apa?" kata Najamuddin Ramly di Jakarta, Selasa, 27 Desember 2016.
Najamuddin mengatakan, bantuan yang diberikan oleh Bachtiar untuk kaum Muslim di Suriah yang teraniaya dan terzalimi, bukan untuk kelompok pemberontak.
"Anda lihat sendiri bagaimana pengepungan di Allepo? bagaimana Rusia dan pasukan Iran menghancurkan anak-anak di Aleppo, laki-laki dan perempuan," katanya.
Najamuddin mencurigai tudingan tersebut karena Bachtiar merupakan pentolan dari GNPF MUI dan ingin dinistakan.
"Ini semua. Habib Rizieq mau dinistakan, Bachtiar Nasir dinistakan," katanya.
Bantahan GNPF MUI
Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF MUI) membantah memberikan bantuan kepada pihak bertikai di Suriah. Namun, ada beberapa ormas yang memberikan bantuan kepada masyarakat yang menjadi korban perang di negara tersebut.
"Itu tidak ada. Tidak ada sedikit pun dana dari GNPF ke Suriah. Yang ada adalah beberapa ormas yang menggalang dana untuk membantu korban, sekali lagi, yang dibantu adalah korban perang di Suriah," ujar Wakil Ketua GNPF MUI Zaitun Rasmin, kepada wartawan di Medan, Rabu sore, 28 Desember 2016.
Penggalangan dana dari sejumlah ormas itu, diperuntukkan bagi korban saja, tanpa membedakan status dan agama. Seluruh korban perang saudara itu, dibantu ormas-ormas tersebut.
"Kita tidak melihat siapa pun, latar belakang apapun, yang jelas korban. Bahkan kalau dia nonmuslim pun kita bantu, karena bantuan ini untuk korban perang," tuturnya.
Dia menyayangkan sikap-sikap oknum-oknum tidak bertanggung jawab di Indonesia, yang sengaja menyudutkan GNPF dengan informasi yang tidak benar.
"Itu disebarkan medsos abal-abal itu," sebut Zaitun. (viva/okezone/cnnindonesia)
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »