KH Maman Imanulhaq. |
BENTENGSUMBAR.COM - Menjelang perhelatan Pilkada DKI Jakarta semua pihak agar menghentikan segala bentuk provokasi yang berbau politisasi agama.
Demikian seruan itu disampaikan oleh Ketua Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU), KH Maman Imanulhaq menyikapi kontroversi pernyataan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) soal surat Al-Maidah ayat 51 di hadapan warga Kepulauan Seribu, pekan lalu (27/9).
Terlepas dari keliru tidaknya konteks pernyataan Ahok, Kiai Maman menilai sebagai pejabat publik Ahok telah bertindak ceroboh hingga timbul kegaduhan dan perdebatan publik.
"Perlu kesadaran dari semua pihak agar tidak lagi menarik-narik agama dalam konstelasi politik Pilkada DKI untuk menghindari gesekan atau konflik sosial," ungkap Kiai Maman.
Karena itu, Kiai Maman berharap semua kandidat Gubernur DKI Jakarta untuk tidak lagi mempolitisasi agama dan ayat suci demi meraih kemenangan. Pikirkanlah hal yang lebih luas, yakni kepentingan rakyat.
"Lebih baik adu ide, gagasan dan program. Tunjukkan kualitas tanpa merendahkan, menjatuhkan maupun menghujat lawan politik," kata Kiai Maman, sebagaimana dilansir dari nu.or.id, Jumat, 7 Oktober 2016.
Pilkada DKI Jakarta merupakan ajang tepat untuk memberikan pendidikan politik yang benar dan sehat kepada masyarakat. Apalagi menurut Kiai Maman, DKI Jakarta menjadi barometer bagi kemajuan demokrasi Indonesia.
Momentum Pilkada DKI Jakarta seharusnya dijadikan sebuah kompetisi atau pertarungan politik yang cerdas dan santun untuk menghasilkan pemimpin berkualitas demi Jakarta yang lebih baik.
"Mari kita hadapi perhelatan Pilkada DKI ini dengan damai, penuh kegembiraan. Tidak memicu kegaduhan umat lewat intrik, fitnah, hujatan dan cemoohan yang bernuansa SARA", pungkas Maman. (malin)
Demikian seruan itu disampaikan oleh Ketua Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU), KH Maman Imanulhaq menyikapi kontroversi pernyataan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) soal surat Al-Maidah ayat 51 di hadapan warga Kepulauan Seribu, pekan lalu (27/9).
Terlepas dari keliru tidaknya konteks pernyataan Ahok, Kiai Maman menilai sebagai pejabat publik Ahok telah bertindak ceroboh hingga timbul kegaduhan dan perdebatan publik.
"Perlu kesadaran dari semua pihak agar tidak lagi menarik-narik agama dalam konstelasi politik Pilkada DKI untuk menghindari gesekan atau konflik sosial," ungkap Kiai Maman.
Karena itu, Kiai Maman berharap semua kandidat Gubernur DKI Jakarta untuk tidak lagi mempolitisasi agama dan ayat suci demi meraih kemenangan. Pikirkanlah hal yang lebih luas, yakni kepentingan rakyat.
"Lebih baik adu ide, gagasan dan program. Tunjukkan kualitas tanpa merendahkan, menjatuhkan maupun menghujat lawan politik," kata Kiai Maman, sebagaimana dilansir dari nu.or.id, Jumat, 7 Oktober 2016.
Pilkada DKI Jakarta merupakan ajang tepat untuk memberikan pendidikan politik yang benar dan sehat kepada masyarakat. Apalagi menurut Kiai Maman, DKI Jakarta menjadi barometer bagi kemajuan demokrasi Indonesia.
Momentum Pilkada DKI Jakarta seharusnya dijadikan sebuah kompetisi atau pertarungan politik yang cerdas dan santun untuk menghasilkan pemimpin berkualitas demi Jakarta yang lebih baik.
"Mari kita hadapi perhelatan Pilkada DKI ini dengan damai, penuh kegembiraan. Tidak memicu kegaduhan umat lewat intrik, fitnah, hujatan dan cemoohan yang bernuansa SARA", pungkas Maman. (malin)
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »