Kesenian tradisional "ikan-ikan" yang ditampilkan pada acara Tabot. |
BENTENGSUMBAR.COM - Festival Tabut 2016 penuh sesak oleh mengunjung, begitu juga di panggung utama yang membludak pengunjung untuk menyaksikan lomba Tari Kreasi Tabut 2016 yang sedang berlangsung meriah. Lomba tari kreasi budaya Tabut ini mengangkat tema prosesi 1 Muharam sampai 10 Muharam, dimana 10 hari tersebut dilaksanakan upacara adat Tabot antara lain: Ambil Tanah, Duduk Penja, Meradai, Menjara, Arak Penja, Arak Serban, Gam, Arak Gedang, Tabot Besanding dan Tabot Tebuang.
Aroma budaya Tabot kental dalam setiap gerakan para penari yang mengikuti lomba tari kreasi tabot ini, terlebih dengan ornamen-ornamen serta alat musik yang merupakan ciri khas dari budaya Bengkulu seperti tugu Tabot dan alat musik Dol.
Menurut salah satu juri lomba Tari Kreasi Tabut 2016 yang berharap festival Tabut lebih maju dan memperkenalkan budaya Bengkulu dan Tabut ditingkat Nasional dan Internasional.
“Saya berharap Bengkulu Bengkulu bisa lebih maju dan lebih bagus terutama Event Festival Tabut, selain untuk menjaga budaya Bengkulu agar tetap lestari, melalui festival tari kreasi Tabut ini juga diharapkan dapat memperkenalkan budaya Bengkulu ke taraf Nasional maupun Internasional. Terlebih Tabut menjadi salah satu dari 52 festival dalam rangka visit Bengkulu 2020,” ungkap Helma Marini salah seorang juri Lomba Tari Kreasi Tabot, seperti dilansir bengkuluprov.go.id, Selasa, 11 Oktober 2016.
Peserta tari mengambil salah satu dari sepuluh prosesi Tabot tersebut sebagai tema kreasi. Lomba ini diikuti oleh 34 sanggar tari yang ada di Kota Bengkulu dan keluar sebagai juara pertama sanggar Cahaya Rembulan yang mengambil tema Tabot Besanding dengan perolehan nilai 1080.
Pesta Budaya Tabot yang dilaksanakan oleh masyarakat kota Bengkulu dalam rangka memperingati gugurnya Sayidina Hussain, cucu Nabi Muhammad SAW, di Padang Karbala (Irak). Sejak tahun 1990 Pesta Budaya Tabot ditingkatkan menjadi Festival Wisata di Propinsi Bengkulu dan telah menjadi Budaya Bengkulu, yang diberi nama Festival Tabot.
Dalam Festival Tabot, perayaan yang semula hanya berisikan upacara-upacara ritual diperkaya dengan berbagai atraksi tambahan yang mampu memberi hiburan kepada masyarakat dan wisatawan. Upacara Ritual Tabot sampai di Bengkulu dibawa oleh para penyebar agama Islam dari Punjab. Para penyebar agama Islam dari Punjab yang datang ke Bengkulu pada waktu itu adalah para pelaut ulung di bawah pimpinan Imam Maulana Irsyad.
Rombongan Imam Maulana Irsyad yang datang ke Bengkulu berjumlah 13 orang, antara lain terdapat : Imam Sobari, Imam Bahar, Imam Suandari dan Imam Syahbuddin. Mereka tiba di Bengkulu pada tahun 1336 Masehi (756/757 Hijriah). Nama Imam Maulana Irsyad dan kawan-kawan ini kurang dikenal dalam sejarah, hal ini mungkin mereka pada waktu itu belum menetap secara tetap di Bengkulu.
Nama yang lebih dikenal dalam sejarah Tabot di Bengkulu adalah Syekh Burhanuddin (Imam Senggolo). Syekh Burhanuddin hidup di Bengkulu pada masa Inggeris sudah masuk ke Bengkulu, yakni antara tahun 1685 sampai dengan 1825. (malin)
Aroma budaya Tabot kental dalam setiap gerakan para penari yang mengikuti lomba tari kreasi tabot ini, terlebih dengan ornamen-ornamen serta alat musik yang merupakan ciri khas dari budaya Bengkulu seperti tugu Tabot dan alat musik Dol.
Menurut salah satu juri lomba Tari Kreasi Tabut 2016 yang berharap festival Tabut lebih maju dan memperkenalkan budaya Bengkulu dan Tabut ditingkat Nasional dan Internasional.
“Saya berharap Bengkulu Bengkulu bisa lebih maju dan lebih bagus terutama Event Festival Tabut, selain untuk menjaga budaya Bengkulu agar tetap lestari, melalui festival tari kreasi Tabut ini juga diharapkan dapat memperkenalkan budaya Bengkulu ke taraf Nasional maupun Internasional. Terlebih Tabut menjadi salah satu dari 52 festival dalam rangka visit Bengkulu 2020,” ungkap Helma Marini salah seorang juri Lomba Tari Kreasi Tabot, seperti dilansir bengkuluprov.go.id, Selasa, 11 Oktober 2016.
Peserta tari mengambil salah satu dari sepuluh prosesi Tabot tersebut sebagai tema kreasi. Lomba ini diikuti oleh 34 sanggar tari yang ada di Kota Bengkulu dan keluar sebagai juara pertama sanggar Cahaya Rembulan yang mengambil tema Tabot Besanding dengan perolehan nilai 1080.
Pesta Budaya Tabot yang dilaksanakan oleh masyarakat kota Bengkulu dalam rangka memperingati gugurnya Sayidina Hussain, cucu Nabi Muhammad SAW, di Padang Karbala (Irak). Sejak tahun 1990 Pesta Budaya Tabot ditingkatkan menjadi Festival Wisata di Propinsi Bengkulu dan telah menjadi Budaya Bengkulu, yang diberi nama Festival Tabot.
Dalam Festival Tabot, perayaan yang semula hanya berisikan upacara-upacara ritual diperkaya dengan berbagai atraksi tambahan yang mampu memberi hiburan kepada masyarakat dan wisatawan. Upacara Ritual Tabot sampai di Bengkulu dibawa oleh para penyebar agama Islam dari Punjab. Para penyebar agama Islam dari Punjab yang datang ke Bengkulu pada waktu itu adalah para pelaut ulung di bawah pimpinan Imam Maulana Irsyad.
Rombongan Imam Maulana Irsyad yang datang ke Bengkulu berjumlah 13 orang, antara lain terdapat : Imam Sobari, Imam Bahar, Imam Suandari dan Imam Syahbuddin. Mereka tiba di Bengkulu pada tahun 1336 Masehi (756/757 Hijriah). Nama Imam Maulana Irsyad dan kawan-kawan ini kurang dikenal dalam sejarah, hal ini mungkin mereka pada waktu itu belum menetap secara tetap di Bengkulu.
Nama yang lebih dikenal dalam sejarah Tabot di Bengkulu adalah Syekh Burhanuddin (Imam Senggolo). Syekh Burhanuddin hidup di Bengkulu pada masa Inggeris sudah masuk ke Bengkulu, yakni antara tahun 1685 sampai dengan 1825. (malin)
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »