PDI-P Usung Ahok-Djarot, Mega Ingin Pancasila Benar-benar Dijalankan

PDI-P Usung Ahok-Djarot, Mega Ingin Pancasila Benar-benar Dijalankan
Mega Berdoa Bersama Ahok dan Djarot. 
BENTENGSUMBAR.COM - PDI Perjuangan resmi memutuskan untuk kembali mengusung pasangan petahana Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat dalam Pilkada DKI Jakarta 2017.

Keputusan ini diumumkan di kantor DPP PDI-P, Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Selasa (20/9/2016).

"Setelah melalui tahapan yang prosesnya bisa dipertanggungjawabkan, PDI-P mengumumkan calon kepala daerah di 101 daerah yang mengadakan pilkada serentak tersebut," kata Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto, Selasa malam.

Selain dari PDI-P, pasangan ini juga didukung oleh Partai Golkar, Hanura, dan Nasdem yang sudah terlebih dahulu menyatakan dukungannya kepada Ahok.

Dengan dukungan empat partai, pasangan ini mengantongi 52 kursi DPRD DKI. Adapun syarat untuk mendaftar ke KPU hanya 22 kursi. Sementara itu, pendaftaran melalui jalur parpol akan ditutup pada 23 September mendatang.

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mengungkapkan salah satu alasan PDI Perjuangan mengajukannya sebagai calon gubernur mendatang. Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri marah karena ada yang main isu SARA.

"Semua partai mencalonkan orang punya harapan. Kalau Bu Mega jelas, dia ingin Pancasila benar-benar dijalankan, makanya dia marah," kata Ahok di Balai Kota, Jakarta, Rabu, 21 September 2016.

"Salah kalau orang mengusulkan ke Mega jangan pilih Ahok karena minoritas. Bahaya SARA, tambah ngamuk dia. Tambah marah," kata Ahok, yang resmi maju bersama Djarot Saiful Hidayat untuk pemilihan gubernur mendatang.

Isu agama memang kerap dijadikan persoalan untuk menjatuhkan Ahok yang menganut agama Kristen. Salah satu kampanye yang dijalankan adalah tidak layak seorang non muslim memimpin warga Jakarta yang mayoritas muslim.

Menurut Ahok, hal semacam itu lah membuat Megawati berang dan justru lebih yakin mengajukannya kembali sebagai calon gubernur mendatang. Ke-bhineka-an Indonesia dalam Pancasila, kata Ahok, harus tetap dijaga dan dipertahankan.

Meski begitu, Ahok juga mengakui ada kelompok-kelompok yang tidak suka pada dirinya. "Banyak kok. Yang suka sama aku juga banyak. Imbang-imbang saja," kata pria kelahiran Manggar, Belitung Timur, 29 Juni 1966 ini.

Seperti Mega, Ahok berpesan agar tidak menggunakan isu agama dalam kampanye pemilihan gubernur. "Kalau mau menyerang saya, serang program saya," kata dia.

"Ngomongin agama memecah belah bangsa. Sudah nggak jaman," pungkasnya. (malin/int)

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »