Ditulis Oleh: Aby Zamri. |
KEJAYAAN masa lampau bukan untuk dibanggakan namun harus menjadi pendorong untuk kemajuan masa depan. Ranah minang di masa lampau memang telah banyak melahirkan tokoh-tokoh besar seperti M. Hatta, Agus Salim, M. Yamin, Sutat Sjahrir, M. Natsir, Tan Malaka, Hamka dan sederetan nama besar lainnya.
Namun sayangnya di era modern saat ini walau pahit harus diakui di Ranah Minang paceklik tokoh pemikir, ulama, serta sastrawan. Saat ini Ranah Minang tidak lagi menjadi rujukan akan hal itu semua.
Oleh karena itu, ada benarnya Buya Ahmad Syafii Maarif dalam Resonansi Harian Republika mengatakan bahwa para intelektual idealis sekaliber nama-nama diatas tidak lagi lahir di ranah minang.
Ranah Minang saat ini telah kehilangan pesonanya untuk menjadi pusat pemikiran bagi bangsa dan negara. Merupakan sebuah ironi bila di masa sekarang bertebaran perguruan tinggi di Sumatera Barat, namun tidak dapat melahirkan pemikir-pemikir seperti masa lampau. Hal ini patut menjadi evaluasi kita bersama.
Untuk mengakhiri masa kemunduran ini, maka Ranah Minang harus memiliki pemimpin yang mengerti perannya sebagai kepala derah. Namun tidak sampai disitu saja ia harus memahami bahwa ia sebagai bagian yang tak terpisahkan dari historis-sosiologis nya sebagai Niniak Mamak urang Minangkabau.
Namun sayangnya di era modern saat ini walau pahit harus diakui di Ranah Minang paceklik tokoh pemikir, ulama, serta sastrawan. Saat ini Ranah Minang tidak lagi menjadi rujukan akan hal itu semua.
Oleh karena itu, ada benarnya Buya Ahmad Syafii Maarif dalam Resonansi Harian Republika mengatakan bahwa para intelektual idealis sekaliber nama-nama diatas tidak lagi lahir di ranah minang.
Ranah Minang saat ini telah kehilangan pesonanya untuk menjadi pusat pemikiran bagi bangsa dan negara. Merupakan sebuah ironi bila di masa sekarang bertebaran perguruan tinggi di Sumatera Barat, namun tidak dapat melahirkan pemikir-pemikir seperti masa lampau. Hal ini patut menjadi evaluasi kita bersama.
Untuk mengakhiri masa kemunduran ini, maka Ranah Minang harus memiliki pemimpin yang mengerti perannya sebagai kepala derah. Namun tidak sampai disitu saja ia harus memahami bahwa ia sebagai bagian yang tak terpisahkan dari historis-sosiologis nya sebagai Niniak Mamak urang Minangkabau.
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »