Soal Kudung, Sultan Johor: Saya Juga Akan Senang Jika Anda Tinggal di Arab Saudi

Soal Kudung, Sultan Johor: Saya Juga Akan Senang Jika Anda Tinggal di Arab Saudi
Ibrahim bin Sultan Iskandar. 
BentengSumbar.com --- Isu kerudung (bhs Melayu: Kudung, red) agaknya sudah lama menjadi isu panas di Kerajaan Johor, Malaysia. Pasalnya, salah seorang putri Sultan Johor, Tunku Tun Aminah lebih doyan berpakaian ala Melayu ketimbang meniru budaya Arab yang memakai kerudung. Sebagian pengkritiknya mengangap, berpakaian kerudung ala Arab merupakan ajaran dan tuntunan Islam.

Pada tahun 2015, sebagaimana dilansir oleh Suara.tv tanggal 27 September 2015, Anakanda Sultan Johor, Tunku Temenggong Johor, Tunku Idris Iskandar menyesalkan tindakan sejumlah pengguna media sosial yang mengkritik kakaknya secara terbuka hanya kerana tidak memakai kerudung.

Selain melahirkan rasa kekecewaannya, anak ketiga Sultan Ibrahim Sultan Iskandar, Sultan Johor ini, melalui akuan Instagramnya turut mempertahankan cara berpakaian Tunku Tun Aminah sambil mensifatinya sebagai orang yang kuat berpegang dengan ajaran agama Islam.

“Saya ingin menyatakan pendangan berhubung komen (kritikan) terhadap kakak saya (Tunku Tun Amaniah) yang tidak memakai tudung (sedangkan) saya melihat beliau lebih banyak banyak bersembahyang berbanding mereka yang memakai tudung. Beliau turut memakai selendang apabila menghadiri majlis-majlis keagamaan, apakah itu tidak memadai? Bukankah isu tersebut merupakan urusan beliau dengan Allah? Perlukan kita mengkritiknya di media sosial sehingga menyebabkan beliau dipandang serong oleh masyarakat? Bukankah tindakan seperti itu juga dianggap sebagai dosa? soalnya berkali-kali melalui status yang dimuat di laman tersebut," ungkapnya sebagaimana dikyutip dari Suara.tv.

Tunku Idris turut menyifatkan penggunaan tudung atau hijab adalah merupakan budaya berpakaian bagi masyarakat Arab dan bukan disebabkan tuntutan agama semata-mata. Menurutnya, segelintir masyarakat seakan terlupa mengenai budaya, masyarakat Johor adalah Melayu dan bukannya Arab, kerena berpakaian seperti kaum Arab tidak akan menjadikan orang lebih islami.

"Betul, tudung (hijab) bertujuan untuk menutup aurat namun ia juga merupakan pakaian dan budaya (masyarakat arab) dan ia bukan disebabkan tuntutan agama semata-mata. (Ini kerana) di Timur Tengah (pakaian tersebut) bertujuan untuk melindungi pemakaiannya daripada ribut pasir dan cuaca panas (malah) ada orang alim (ulama) pernah memberitahu saya, tutuplah wajahmu (hijab) sekiranya wajahmu benar-benar cantik dan boleh menggangu perhatian masyarakat,” ujarnya lagi.

Kini isu tersebut muncul lagi. Kali ini, yang angkat bicara adalah Sultan Johor sendiri, Ibrahim bin Sultan Iskandar. Ia mendesak orang Melayu tidak berusaha menjadi seperti orang Arab dan membuang budaya Melayu yang unik.

Sultan Ibrahim mengatakan berpegang pada adat dan tradisi sebagai orang Melayu karena dilahirkan sebagai orang Melayu, sambil mengatakan terganggu bila beberapa orang ingin orang Melayu berhenti mengamalkan ucapan salam tradisional.

"Jika ada sebagian dari Anda ingin menjadi orang Arab dan mengamalkan budaya Arab, dan tidak mau mengikuti adat istiadat Melayu dan tradisi kita, itu terserah Anda. Saya juga akan senang jika Anda tinggal di Arab Saudi," kata Sultan Ibrahim, seperti yang dilansir Straits Times pada 24 Maret 2016, sebagaimana dikutip ulang oleh tempo.co tanggal 24 Maret 2016.

"Itu hak Anda, tapi saya percaya ada orang Melayu bangga dengan budaya Melayu. Setidaknya, saya jujur dan tidak munafik dan rakyat Johor tahu siapa raja mereka," kata Sultan Ibrahim, melanjutkan.  

Sebagai contoh, dia mengatakan lebih suka menggunakan istilah Hari Raya daripada Idul Fitri, atau buka puasa dan bukan iftar. "Saya menggunakan istilah Melayu ini sejak anak-anak dan berbicara dengan almarhum ayah saya sejak 50 tahun lalu. Saya tidak bermaksud menggantikan istilah-istilah ini dengan istilah Arab," ujarnya.

Sultan Ibrahim juga menegaskan, salah bila menghukum seseorang yang dianggap melanggar ketimbang memberi nasihat terlebih dulu. "Allah akan menghukum Anda. Jika Anda ingin menasihati seseorang, panggil lah dia dan berbisik kepadanya, jangan membuat dia malu depan umum," tuturnya.

Sultan Ibrahim tidak puas terhadap Departemen Pekerjaan Umum (JKR) Batu Pahat karena baru-baru ini memasang pemberitahuan di jalan raya, yang mengingatkan wanita Islam tentang dosa bila tidak menutup rambut. "Ini salah. Ini bukan peran mereka. Sejak kapan JKR terlibat dalam hal ini?" ucapnya.

Dia menegaskan, tugas JKR bukan mengurusi soal agama. Tugas utama mereka memastikan jalan dijaga dengan baik bukan khawatir dengan rambut wanita.

Tentang pertemuan baru-baru ini dengan kelompok-kelompok agama di Emirat Arab (UEA), Sultan Ibrahim mengatakan orang Arab semakin terbuka. "Mereka semakin terbuka. Sebelumnya, wanita di Arab Saudi tidak diizinkan mengemudi, tapi mereka secara bertahap membenarkannya. Beberapa wanita bahkan bergabung politik," kata Sultan Ibrahim. Ia menambahkan, keadaannya sama dengan di Iran.

Sumber: suara.tv/tempo.co

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »