Titik Keseimbangan

BAGAIMANA kamu bisa mengerti tentang kesulitan kalau kamu tidak pernah berada pada posisi sulit ?

Mari kita belajar pada banyak negara yang sekarang jaya. Mereka mempunyai satu titik kesamaan, yaitu pernah berada titik tersulit dalam prosesnya. AS dengan The Great Deppresion-nya. Iran dengan Embargo ekonomi-nya. Jepang dengan di bom-nya Hiroshima.

Kita pernah mengalami situasi yang sama, berada pada titik-titik kejatuhan. Mulai dari zaman penjajahan, 1965, 1988 sampai sekarang. Tingkat kesulitan meningkat dan disesuaikan dengan perkembangan zaman.

Apa artinya semua kejatuhan itu ?

Bagi mereka yang mempunyai pandangan optimis, tekad yang kuat dan mental baja, semua kejatuhan dan kesulitan itu sebenarnya hanya untuk menemukan titik keseimbangan baru atau yang biasa disebut Equilibrium.

Pada situasi sekarang, kita dihajar oleh perkasanya US dollar. Perusahaan-perusahaan besar yang biasanya dimanjakan oleh Foreign Loan dalam bentuk dollar, sempoyongan membayar hutang mereka yang semakin bengkak. Akibatnya mereka harus mengurangi banyak pegawai. Di lain hal, biaya hidup semakin tinggi. Belum lagi perang melawan mafia-mafia yang membuat ekonomi berguncang.

Tapi di sisi lain kita melihat begitu banyak perubahan. Infrastruktur dibangun dimana-mana, begitu juga bendungan. Titik-titik lahan menuju swasembada pangan diolah dengan benar. Bawang sudah menuju ekspor. Bahkan cabang produksi yang menguasai hajat hidup orang banyak seperti pendidikan, kesehatan dan transportasi berangsur2 dikuasai pemerintah.

Kita sedang menuju titik keseimbangan baru. Tidak terlalu tinggi dan juga tidak terlalu rendah. Titik yang tepat sesuai dengann karakter bangsa kita.

Begitulah hidup mengajarkan kita. Semua kesulitan, semua kejatuhan, semua kesedihan seharusnya tidak membuat kita cengeng dan hanya bisa memaki keadaan. Masa lalu bukan harus dibangga-banggakan untuk menghina masa sekarang, tapi sebagai pijakan apa yang harus dilakukan untuk masa depan. Itulah kenapa mental itu terbuat dari baja, karena ia harus selalu ditempa.

Saya selalu percaya kepada negara ini dan apa yg akan terjadi padanya. Karena Tuhan sudah menunjukkan kuasaNya dengan merekatkan ratusan suku dan warna di sini dalam satu ikatan. Bukankah itu sebaik-baiknya pencapaian kita yang bisa menjadi tolok ukur bahwa ini bangsa yang dilindungi-Nya ?

Ketika pemimpin buruk datang, itu bukan untuk menghancurkan. Tapi supaya kita bisa melihat mana pemimpin yang baik. Karena kita tidak bisa mengukur kebaikan tanpa didahului keburukan. Karena kita tidak bisa mengukur kaya, tanpa didahului kemiskinan. Karena kta tidak akan mampu mengukur kecerdasan tanpa disandingkan dengan kebodohan.

Selama kopi hitam di warung-warung masih 3 ribu rupiah per gelas dan sebatang rokok ketengan masih bernilai seribu rupiah, tidak perlu mencaci keadaan. Perhatikan dan pelajari bagaimana Tuhan membentuk situasi melalui peristiwa-peristiwa yang dihadirkan.

70 tahun Indonesia merdeka, ah semoga ini titik yang tepat untuk memantul dari keterpurukan meuju kejayaan. (***)

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »