Kebebasan berekspresi di Qatar dikekang negara |
BentengSumbar.com ---Seorang penulis dan analis politik mengatakan dalam sebuah wawancara dengan Press TV bahwa rezim Qatar menghalangi kebebasan berekspresi dari rakyatnya.
"Rakyat tak memiliki kebebasan berekspresi. Rakyat tak berhak mengatakan apa yang ada di pikiran mereka atau untuk mengekspresikan diri secara puitis," kata Naseer al-Omari pada Press TV mengacu pada penyair yang dijatuhi hukuman 15 tahun penjara karena mengkritik rezim Qatar.
"Ini adalah rezim otoriter yang diklasifikasikan oleh Freedom House sebagai rezim yang memiliki nol kebebasan berekspresi, kebebasan pers. Ini situasi yang sangat sangat menyedihkan bagi warga Qatar..." kata al-Omari.
Tanggal 21 Oktober lalu, sebuah pengadilan di Qatar memvonis seorang penyair bernama Mohammed al-Ajami dengan hukuman penjara 15 tahun dengan tuduhan menghasut kebencian pada rezim yang berkuasa.
Ajam ditahan November 2011 setelah menerbitkan puisinya, 'Puisi Jasmine' yang mengecam pemerintah.
"Saya berharap, perubahan akan datang di negara-negara yang pemimpinnya bodoh dan mempercayai kemuliaannya dalam pasukan AS," tulis al-Ajami dalam puisinya merujuk pada Qatar yang menjadi basis utama Amerika.
Kantor Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia (OHCHR) juga mengecam pemerintah Qatar dan mengatakan, "Hukuman ini jelas tidak proporsional." (Kmek/IT)
"Rakyat tak memiliki kebebasan berekspresi. Rakyat tak berhak mengatakan apa yang ada di pikiran mereka atau untuk mengekspresikan diri secara puitis," kata Naseer al-Omari pada Press TV mengacu pada penyair yang dijatuhi hukuman 15 tahun penjara karena mengkritik rezim Qatar.
"Ini adalah rezim otoriter yang diklasifikasikan oleh Freedom House sebagai rezim yang memiliki nol kebebasan berekspresi, kebebasan pers. Ini situasi yang sangat sangat menyedihkan bagi warga Qatar..." kata al-Omari.
Tanggal 21 Oktober lalu, sebuah pengadilan di Qatar memvonis seorang penyair bernama Mohammed al-Ajami dengan hukuman penjara 15 tahun dengan tuduhan menghasut kebencian pada rezim yang berkuasa.
Ajam ditahan November 2011 setelah menerbitkan puisinya, 'Puisi Jasmine' yang mengecam pemerintah.
"Saya berharap, perubahan akan datang di negara-negara yang pemimpinnya bodoh dan mempercayai kemuliaannya dalam pasukan AS," tulis al-Ajami dalam puisinya merujuk pada Qatar yang menjadi basis utama Amerika.
Kantor Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia (OHCHR) juga mengecam pemerintah Qatar dan mengatakan, "Hukuman ini jelas tidak proporsional." (Kmek/IT)
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »