BentengSumbar.com --- Akhir-akhir ini isu sara (suku, agama, dan ras) kembali mengemuka di tengah-tengah warga Kota Padang. Tak hanya terkait rencana pembangunan Rumah Sakit Siloam, tetapi isu itu juga sempat dijadikan komuditas politik oleh beberapa pihak pada pemilihan kepala daerah (Pilkada) Walikota Padang.
Etnis tertentu yang menjadi warga Kota Padang dituduh mengelontorkan dana yang cukup besar untuk kemenangan pasangan tertentu. Apatah lagi pada pilkada putaran kedua yang menurut rencana akan digelar pada 18 Desember 2013.
Raflis Agus, anggota DPRD Kota Padang dari Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura), Rabu (1/1/2014), menghimbau semua pihak untuk santun dalam berpolitik. Isu sara yang berkembang akhir-akhir ini jangan dibesar-besarkan, sehingga tak menimbulkan perpecahan ditengah-tengah warga kota.
Dikatakannya, orang Minang cerdas dalam beragama, sehingga menyikapi persoalan sara semacam itu, tentu harus dengan kearifan. Jangan sampai akal sehat dan rasionalitas ditinggalkan dalam menghadapi isu semacam itu.
"Kita pernah dijajah Belanda dengan misi kritenisasinya, tapi ternyata orang Minang tak satu pun pindah agama. Pembangunan Supper Blok Lippo Group murni investasi, tak ada sangkut pautnya dengan misi agama tertentu," ujar Wakil Ketua Badan Kehormatan (BK) DPRD Kota Padang ini.
Demikian juga soal isu etnis dalam pilkada ini, pungkasnya lagi, semua orang berhak mendukung pasangan calon walikota dan wakil walikota yang berlaga, tanpa paksaan, baik dukungan itu secara moril maupun materil. Setiap warga negara yang punya hak pilih, berhak menentukan pilihannya, sebagaimana dijamin Undang-Undang. (Mln)
Etnis tertentu yang menjadi warga Kota Padang dituduh mengelontorkan dana yang cukup besar untuk kemenangan pasangan tertentu. Apatah lagi pada pilkada putaran kedua yang menurut rencana akan digelar pada 18 Desember 2013.
Raflis Agus, anggota DPRD Kota Padang dari Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura), Rabu (1/1/2014), menghimbau semua pihak untuk santun dalam berpolitik. Isu sara yang berkembang akhir-akhir ini jangan dibesar-besarkan, sehingga tak menimbulkan perpecahan ditengah-tengah warga kota.
Dikatakannya, orang Minang cerdas dalam beragama, sehingga menyikapi persoalan sara semacam itu, tentu harus dengan kearifan. Jangan sampai akal sehat dan rasionalitas ditinggalkan dalam menghadapi isu semacam itu.
"Kita pernah dijajah Belanda dengan misi kritenisasinya, tapi ternyata orang Minang tak satu pun pindah agama. Pembangunan Supper Blok Lippo Group murni investasi, tak ada sangkut pautnya dengan misi agama tertentu," ujar Wakil Ketua Badan Kehormatan (BK) DPRD Kota Padang ini.
Demikian juga soal isu etnis dalam pilkada ini, pungkasnya lagi, semua orang berhak mendukung pasangan calon walikota dan wakil walikota yang berlaga, tanpa paksaan, baik dukungan itu secara moril maupun materil. Setiap warga negara yang punya hak pilih, berhak menentukan pilihannya, sebagaimana dijamin Undang-Undang. (Mln)
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »