BentengSumbar.com --- Gerakan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Pro Jokowi (PDI-P Projo) menolak pencapresan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarno Putri. Alasan mereka, arus bawah menghendaki Jokwi sebagai Presiden Indonesia. Gerakan PDIP Projo muncul sebagai bentuk penolakan terhadap Megawati untuk diusung sebagai capres. Para deklarator PDIP Projo pun diketahui adalah kader aktif partai.
Sekretaris Koordinator PDI Perjuangan Pro Jokowi Budie Ari Setiadi menjelaskan alasan dibentuknya PDIP Projo adalah untuk menampung aspirasi rakyat yang lebih banyak menginginkan Jokowi sebagai presiden. Menurutnya ada alasan mengapa mereka kini beralih mengusung Jokowi ketimbang Megawati sendiri.
"Karena, kami kader-kader yang berkesadaran penuh bahwa aspirasi rakyat menghendaki Jokowi sebagai capres PDI Perjuangan. Karena, kami yakin PDI Perjuangan adalah alat perjuangan politik rakyat," ujar Budie.
Projo pun bereaksi dengan sikap DPP PDIP yang tidak menganggap PDIP Projo sebagai bagian dari partai. Menurut dia, PDIP Projo bagian dari partai berlambang banteng ini.
"Kami adalah kader dan simpatisan partai yang berjuang mewujudkan aspirasi rakyat kepada PDI Perjuangan," tegas dia.
Ketika opsi Mega-Jokowi muncul sebagai salah satu yang bakal dipertimbangkan, PDIP Projo protes keras terhadap hal ini. Menurut mereka, Jokowi lebih pantas nyapres ketimbang sang ketua umum PDIP.
Kendati menolak pencapresan Mega dan tak setuju dengan opsi Mega-Jokowi, Budie menjelaskan, bahwa hadirnya Projo bukan hendak memecah belah hubungan Jokowi-Megawati. Sebaliknya, hadirnya Projo adalah suara murni dari rakyat.
"Hubungan Bu Mega dan Jokowi sangat baik. Justru, kami mensinyalir adanya upaya sistematis yang berusaha menjauhkan PDI Perjuangan dengan rakyat," terang dia.
Sebagai kader PDIP di DKI Jakarta, Budie yakin langkahnya dan sejumlah kader lain tak akan mendapatkan sanksi dari PDI Perjuangan. Dia pun optimistis aspirasi pencalonan Jokowi sebagai capres akan disetujui oleh Megawati Soekarnoputri.
"Saya yakin DPP PDI Perjuangan berisi kader-kader partai yang cerdas dan bijak dalam memahami aspirasi rakyat," pungkasnya.
Diketahui, sejumlah politisi senior PDIP seperti Olly Dondokambey dan Trimedya Panjaitan mengaku mendukung duet Mega-Jokowi tahun depan. Namun hingga kini, PDIP belum menentukan siapa capres dan cawapres yang akan diusung secara resmi. (Mc/Kmek)
Sekretaris Koordinator PDI Perjuangan Pro Jokowi Budie Ari Setiadi menjelaskan alasan dibentuknya PDIP Projo adalah untuk menampung aspirasi rakyat yang lebih banyak menginginkan Jokowi sebagai presiden. Menurutnya ada alasan mengapa mereka kini beralih mengusung Jokowi ketimbang Megawati sendiri.
"Karena, kami kader-kader yang berkesadaran penuh bahwa aspirasi rakyat menghendaki Jokowi sebagai capres PDI Perjuangan. Karena, kami yakin PDI Perjuangan adalah alat perjuangan politik rakyat," ujar Budie.
Projo pun bereaksi dengan sikap DPP PDIP yang tidak menganggap PDIP Projo sebagai bagian dari partai. Menurut dia, PDIP Projo bagian dari partai berlambang banteng ini.
"Kami adalah kader dan simpatisan partai yang berjuang mewujudkan aspirasi rakyat kepada PDI Perjuangan," tegas dia.
Ketika opsi Mega-Jokowi muncul sebagai salah satu yang bakal dipertimbangkan, PDIP Projo protes keras terhadap hal ini. Menurut mereka, Jokowi lebih pantas nyapres ketimbang sang ketua umum PDIP.
Kendati menolak pencapresan Mega dan tak setuju dengan opsi Mega-Jokowi, Budie menjelaskan, bahwa hadirnya Projo bukan hendak memecah belah hubungan Jokowi-Megawati. Sebaliknya, hadirnya Projo adalah suara murni dari rakyat.
"Hubungan Bu Mega dan Jokowi sangat baik. Justru, kami mensinyalir adanya upaya sistematis yang berusaha menjauhkan PDI Perjuangan dengan rakyat," terang dia.
Sebagai kader PDIP di DKI Jakarta, Budie yakin langkahnya dan sejumlah kader lain tak akan mendapatkan sanksi dari PDI Perjuangan. Dia pun optimistis aspirasi pencalonan Jokowi sebagai capres akan disetujui oleh Megawati Soekarnoputri.
"Saya yakin DPP PDI Perjuangan berisi kader-kader partai yang cerdas dan bijak dalam memahami aspirasi rakyat," pungkasnya.
Diketahui, sejumlah politisi senior PDIP seperti Olly Dondokambey dan Trimedya Panjaitan mengaku mendukung duet Mega-Jokowi tahun depan. Namun hingga kini, PDIP belum menentukan siapa capres dan cawapres yang akan diusung secara resmi. (Mc/Kmek)
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »